Bagian 10

82 13 4
                                    

Aku kembali. Aku harap kamu masih menginginkanku.

-Brainly-

***

Diandra Fahira


*****

Pagi ini kelas '1-B' tidak terlalu sibuk belajar karena kemarin ulangan harian sudah dilaksanakan. Setidaknya tidak ada siswa yang belajar mati-matian seperti biasanya. Bahkan banyak yang mengobrol satu sama lain. Meskipun hanya beberapa siswa, namun itu sudah cukup memberi suasana baru untuk kelas itu. Mirip seperti kelas-kelas disekolah lain. Ini bisa disebut normal.

"Gue masih penasaran, lo dapet komik-komik kemarin darimana sih, Ruth?" tanya Joy sembari duduk dibangku yang berada di depan meja Ruth.

"Oh, komik itu." Ruth menatap langit-langit kelas sambil menyangga satu pipinya dengan tangan. "Gue dapet dari orang aneh."

"Orang aneh? Aneh gimana si?" tanya Joy yang masih kebingungan.

"Ya pokoknya aneh. Masa nih ya dia nyebutin namanya setiap kali dia ngomong, kayak anak kecil gitu tau enggak." Ruth berpikir lagi.

"Ya masa dia ngatain gue hantu. Lucu gak sih? Untung mukanya masih ada gemes-gemesnya gitu," ujar Ruth lagi sambil tersenyum.

Ciri-cirinya memang mirip Kin gak waras itu! Gumam Joy dalam hati. Joy memainkan jarinya sambil berpikir.

Ruth menatap Joy bingung. "Lo kenapa lagi, kok diem aja."

"Apa orang itu?" tanya Joy sambil menunjuk Kin yang sedang asik berbicara dengan Argi.

"Eh, iya itu. Gue baru sadar kalo kita sekelas."

"Lo sibuk belajar terus."

"Tapi lo tahu darimana?"

Joy mengedipkan matanya beberapa kali. "Udah lupain."

Joy segera berdiri dan kembali ke bangkunya kembali. Ruth memperhatikan Joy dengan tatapan aneh. Lalu, Ruth menaikkan bahunya dan memainkan hpnya.

Suasana kelas tidak cukup tenang saat ini. Namun, dengan suasana itu Hanin sudah menelungkupkan kepalanya diatas mejanya sejak tadi. Gadis itu tidur. Jika orang lain merasa risih dengan suasana kelas saat ini berbeda dengan Hanin. Menurutnya, ini jauh lebih baik karena bahkan saat ini ia malah bisa tertidur. Alih-alih menyukai tempat sepi untuk beristirahat namun tidak dengan Hanin. Tempat ramai lebih menenangkan bagi dirinya.

Brakk!!!

Suara itu berasal dari tendangan Vani di meja Hanin.

"Bangun lo!"

Hanin masih diam dan tidak menggerakkan tubuhnya sama sekali. Vani menendang mejanya sekali lagi. Namun, itu tetap tidak membuat Hanin bergerak. Sampai tendangan ketiga Hanin mengangkat kepalanya.

Vani tersenyum puas. "Lo tidur apa mati?!"

Hanin menatap Vani datar. Anak itu selalu membuat masalah dengan dirinya semenjak insiden yang terjadi beberapa hari yang lalu tentang ajakan pertemanan yang Hanin tolak mentah-mentah.

"Kenapa?! Mau marah??!!" tanya Vani dengan nada suara yang menantang. "Lo bukan temen gue, jadi lo gak berhak marah sama gue!"

"Orangtua lo gak pernah ngajarin anaknya sopan santun ternyata,"

"Jaga ya mulut lo! Lo yang gak punya sopan santun, paham?!" tegas Vani sambil mengepalkan tangannya.

"Lo gak punya kaca? Lo perlu gue beliin kaca biar lo bisa lihat diri lo sendiri." suara datar Hanin santai namun terdengar mengerikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BIHS] Brainly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang