About Senja dan Jingga? not yet.

11 1 0
                                    

Bagiku, bermain game adalah caraku untuk bersenang-senang, mengistirahatkan pikiran yang sudah digunakan seharian untuk bekerja, serta sarana untuk melarikan diri sejenak dari berbagai masalah yang terjadi di dunia nyata.

Umurku memang sudah 24tahun, sudah tidak bisa dibilang gadis belia dan terkadang hobi baruku ini membuat orang-orang disekitarku mengomentari dengan kata-kata yang cukup pedas. Namun aku sudah tidak memperdulikan nya.

Kata Rosi, mereka hanya bisa berkomentar. Mereka tidak tahu sebesar apa masalah yang aku lalui, sesakit apa luka yang pernah aku terima dan kata Rosi juga aku harus melakukan apapun yang bisa membahagiakanku selama itu tidak menyakiti orang lain. So, buat apa aku peduli dengan omongan orang lain?

Seperti biasa, sesampainya aku di rumah setelah bekerja seharian, aku membersihkan diriku, setelah itu berbaring di kasur kesayanganku yang sangat nyaman dan membungkus diriku dengan selimut yang cukup hangat. Tentu tidak lupa aku meredupkan lampu kamarku, kalian pasti berpikir aku akan langsung tertidur kan? Tapi sayangnya tidak, itu semua ritualku sebelum bermain game.

Bagiku, tidur sebelum jam 1 pagi itu adalah hal yang mustahil karena belakangan ini aku menderita insomnia. Aku terserang insomnia bukan karena game, aku harap kalian tidak salah paham. Aku menjadi sulit tidur karena beberapa masalah yang tiba-tiba hadir dalam hidupku beberapa bulan yang lalu, yang membuatku cukup stres dan efeknya sampai saat ini.

Setelah melakukan semua ritual itu, aku mulai membuka ponselku dan bermain game. Awalnya semua sama seperti malam-malam sebelumnya, aku bermain game dengan memilih secara random tim ku. Aku memilih 3 anggota tim yang aku tidak tahu sama sekali siapa mereka dan malam ini aku menyelesaikan 3 kali permainan tanpa tertidur. Karena biasanya untuk permainan terakhir tidak aku selesaikan karena aku lelah dan akhirnya tertidur, tapi tidak untuk malam ini.

Di dalam game ini, para pemain bisa saling berkomunikasi melalui chat atau suara. Aku tipe pemain yang hanya berkomunikasi melalui chat saja, ya walaupun itu agak menyulitkan. Karena aku merasa kurang nyaman jika harus berkomunikasi melalui suara dengan orang asing. Di permainan terakhir 3 anggota timku yang lain saling berkomunikasi melalui suara, jadi walaupun aku menggunakan chat sebagai media komunikasiku dengan mereka tapi aku tetap bisa mendengar suara mereka. Dan entah mengapa aku tertarik dengan suara salah satu dari mereka, suara yang lembut tapi tegas. Suara yang membuat aku merasakan sesuatu yg aneh dalam diriku.

Aku menyelesaikan permainan ke 3 sampai akhir, dan ketika permainan kami selesai seluruh anggota timku langsung off kecuali Kris; si pemilik suara yang aku ceritakan tadi. Dan dengan keberanian yang datang entah dari mana, aku menyalakan mic ku dan mengucapkan "terimakasih" kepadanya. Ketika aku sadar apa yang aku lakukan, aku langsung menutup aplikasi gameku tanpa menunggu respon darinya.

Aku mengenggam ponselku dengan tangan gemetar, apa yang baru saja aku lakukan?
Kenapa aku mengucapkan hal itu?
Kenapa tidak lewat chat saja seperti yang biasa ku lakukan?

Dan ya, malam itu menjadi awal semua ceritaku dimulai, bukan cerita dengan Jingga tapi dengan pria bernama Kris itu. Pria yang mampu meruntuhkan tembok pertahananku dan pria yang mungkin diimpikan banyak wanita karena sikap manisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja dan JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang