20

4.8K 312 43
                                    

Bogor
Pukul 10:00.

Akhirnya sampai juga mereka di kota hujan, Bogor. Setelah melewati perjalanan yang sangat menyenangkan mereka akhirnya tiba di sebuah penginapan di bogor. Kali ini keduanya memilih menginap di sebuah rumah minimalis yang bisa di sebut dengan villa dibanding menginap di hotel.

Villa dengan satu lantai itu lengkap dengan dapur mini dan dua kamar tidur, satu ruang tamu dan dua kamar mandi. Cukup untuk mereka menginap selama berada di bogor.

Shani masuk terlebih dahulu untuk menaruh tas dan koper miliknya disusul Anin, sedangkan Eve dan Gracia sudah jalan jalan mengelilingi kopleks villa sejak baru saja tiba.

Dengan telaten Shani membersihkan tempat tidur. Sebenarnya sebelumnya pun ia sudah memerintahkan penjaga villa untuk membersihkan villa itu, namun Shani rupanya tidak yakin bahwa Eve akan nyaman tidur di kasur tersebut, maka ia ingin memastikan bahwa kamar itu layak untuk Eve.

Setelahnya ia akan menyiapkan menu makan siang bersama Anin.

"Kita belum belanja kan ya nin ?. Mau masak apa coba?."
Shani terkekeh.

"Oh iya ya, tadi ngak sempet bawa makanan dari Jakarta. Gimana dong?."

"Kita belanja aja nin, eh jangan deh. buat makan siang kita beli aja sekalian jalan aja makan malem juga. Mending kita susulin ip sama Gracia aja deh."
Ungkap Shani lalu mengambil hpnya untuk menanyakan keberadaan Gracia dan juga Eve.

"Gimana ?."
Tanya Anin setelah Shani selesai menelfon Gracia.

"Gracia bilang mereka ada di blok C, deket sini sih. Kita bisa kesana sekarang."
Jawab Shani. Anin hanya mengangguk lalu membuntuti Shani keluar dari villa.

Shani dan Anin mulai berjalan keliling kompleks vilaa mencari villa block C.

"Ini blok C non."
Ujar Anin.

"Ohh iya, rumahnya nomor delapan nin. Bantuin cari."
Kata shani setelah membaca pesan alamat dari Gracia.

Anin pun fokus mencari rumah nomer delapan.

Dan sampailah di depan rumah nomer delapan.

"Panti asuhan ?. Ini non?."
Tanya Anin.

Shani mengernyikat dahi saat membaca ulang papan tulisan di depan gerbang.

"Kni alamatnya sih. Kok panti asuhan ya ?."
Tanyanya.

"Iya. coba tanya lagi, mungkin salah kita."

Shani kembali mengetik sesuatu di ponselnya. Namun suara cempreng Eve membuatnya berhenti mengetik.

"Mami !!! Sini !!."
Ujarnya lantang.

Shani dan Anin menoleh ke arah samping rumah. Disitu tampak sangat ramai dengan banyaknya anak anak. Eve sedikit berlari ke gerbang bersama bocah yang umurnya lebih kecil lagi menuju ke arah Shani.

"Mami, kenalin dia Yori."
Eve memperkenalkan bocah kecil yang datang bersamanya.

"Hallo tante, namaku yoli."
Ucapnya yang masih cadel.

Shani berjongkok. "Hay Yori, kamu lucu banget deh."
Ucap Shani lalu mencubit pipi Yori.

"Makasih tante. Tante cantik banget kayak balbie."

Shani terkekeh.

"Shan..."
Shani menoleh ke arah Gracia lalu berdiri tegak kembali.

Di samping Gracia ada sosok laki laki yang umurnya sama dengan papanya.
Melihat keterbingungan Shani, Gracia pun paham.

"Sayang, jangan bingung gitu dong. Kenalin, ini papa kandung aku, namanya papa dilan. Pa, dia Shani, temen spesial nya Gracia."
Ucap Gracia memperkenalkan Shani kepada papa kandungnya.

Encounter GreShanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang