kesempatan

27 4 0
                                    

Hujan mulai mengguyur sebagian tempat di muka bumi. Suasana jalan semakin lenggang. Hanya beberapa mobil yang nekat menerobos hujan. Aku terdiam memandangi seorang pria paruh baya yang tertunduk lesu di pinggiran halte.

"Tawarin gak ya?". Pikir ku

Akhirnya dengan berani aku menyodorkan nya segelas kopi hangat yang ku beli tadi sebelum berteduh dihalte ini.

"Terima kasih, buat neng aja". Ucap nya menolak.

Hening sebentar. Lalu dengan rasa ingin tahu, aku bertanya padanya.

"Bapak nunggu siapa disini?". Tanya ku cukup ramah.

"Kesempatan neng". Jawab nya semakin menunduk.

Aku terdiam.

"Neng percaya kesempatan kedua?". Tanya nya tiba-tiba.

"Saya percaya setiap orang pernah buat salah, dan mereka punya peluang untuk memperbaikinya". Ujarku bijak.

"Tapi jika itu suatu kesalahan besar dan tidak bisa dimaafkan bagaimana?". Kedua matanya berbinar, seperti menahan tangis.

"Asal punya tekad kuat untuk memperbaiki kesalahan tersebut bagi saya tidak apa-apa, tuhan maha memaafkan pak". Ucapku tersenyum.

"Ah kalau begitu saya harus pulang, terima kasih neng sudah mengingatkan saya".

Kadang aku merasa tidak enak, sangat bijak menasehati orang lain namun diriku sendiri saja masih banyak melakukan kesalahan.

Pagi ini aku terperanjat mendapati kabar yang ada di koran.

Seorang Pria yang telah lama dicari polisi karena kasus pembantaian keluarganya sendiri ditemukan bunuh diri dengan terjun ke sungai .

Bukan, bukan berita itu yang membuatku kaget namun profil pembunuh itu. Mirip sekali dengan bapak yang kutemui kemarin malam.

Aku minta maaf
Aku pulang istri ku, anak ku..


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Million MotivationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang