Ini gila...
Jimin benar-benar berubah.
Dia yang biasanya bersikap ramah seperti biasa pada Seulgi, kini sering terlihat gugup dan malu-malu saat bertemu dengan Seulgi.Seulgi senang, berarti sihir candy charm berhasil!
Tapi... Entah kenapa Seulgi merasa kurang. Otaknya berkata ini salah, tapi hatinya bilang tidak apa sesekali berlaku sedikit curang seperti ini untuk mendapatkan sesuatu.Hell, sedikit apanya! Ini berlaku selamanya, dan tidak ada penawarnya. Jujur saja Seulgi sedikit-ah tidak, Seulgi merasa menyesal sekarang.
Penyesalan Seulgi bertambah setelah melihat Jimin yang terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya. Seperti mulai kembali menyapanya dengan mesra(?) atau kadang mengingatkan Seulgi soal tugas dan hal-hal kecil dengan cara yang begitu manis, sampai menepuk pelan kepalanya sebelum mereka berpisah di halte bus. Iya, mereka sering jalan bersama menuju halte bus sepulang sekolah.
Seungwan saja bingung, ini Jimin yang biasanya tak terlalu akrab dengan Seulgi kenapa mendadak berubah? Kalau ia lihat pun, Seulgi bersikap seperti biasa ke Jimin, tak ada sikap agresif yang pernah ia sarankan. Oh.. Apa jangan-jangan!?
"Seul, kamu serius melet Jimin?!" Seungwan duduk dengan rusuh disebelah Seulgi yang sedang fokus membaca sebuah buku ensiklopedia di perpustakaan.
Seulgi melotot mendengar ucapan Seungwan, ia langsung membekap mulut sahabatnya itu kemudian menunduk minta maaf pada ibu penjaga perpus yang menegur mereka karena berisik.Seulgi bersyukur perpustakaan sepi dan tak ada yang mendengar ucapan Seungwan tadi. "Mulutmu Wan, berisik sekali." Seulgi mendengus kesal.
"Ah sudah itu tidak penting. Sekarang katakan, apa kau beneran melet Jimin?!" Seungwan bertanya dengan menggebu-gebu tapi tetap menjaga suaranya agar tetap rendah.
Seulgi menutup buku bacaannya, menghela napas, kemudian memutar bola mata malas, "Sudah pernah kukatakan tapi kau tidak percaya. Yasudah... "
Seungwan melotot dengan mulut menganga, "Gila, aku tak percaya hal tentang sihir-sihiran itu masih ada di zaman sekarang, " Seungwaan berujar takjub.
"Eh tapi, bukannya ini salah?" Seungwan menormalkan ekspresinya, "Bukannya kalau begini kata cinta dan perlakuan yang kau terima dari Jimin itu tidak tulus, maksudku hanya karena terpengaruh oleh sihir, " ujar Seungwan.
Seulgi diam, kepalanya menunduk lesu, "itulah yang sedang kupikirkan sekarang. Aku rasa salah berlaku curang seperti ini, cinta itu tidak layak untuk dipermainkan dan perasaan cinta yang sebenarnya datang dari perasaan yang tulus. " Sesal Seulgi.
Seungwan menepuk-nepuk prihatin pundak sahabatnya.
"Lalu, sekarang kau mau apa? "
Tanya Seungwan."kurasa aku harus cari cara untuk mematahkan sihir itu. Aku tidak mau Jimin mencintai ku karena sihir, aku mau dia mencintaiku karena ia tulus," lirih Seulgi.
🍬🍬🍬
Seulgi makin uring-uringan. Saat pulang sekolah tadi, Jimin mengajaknya jalan-jalan saat weekend. Seulgi rasa Jimin akan menyatakan perasaan padanya. Seulgi deg-degan sumpah, itu tandanya sihirnya benar-benar bekerja dan ya tuhan... Berarti Jimin yang malang itu harus terikat dengan perasaan palsu buatan sihir candy charm selamanya dengan Seulgi.
Seulgi harus kembali ke magic shop dan menemui Irene, ia yakin si cantik itu pasti punya cara untuk mematahkan sihirnya.
Lenyap...
Magic shop yang Seulgi temui minggu lalu dipersimpangan jalan lenyap bak ditelan bumi. Dengan langkah gontai Seulgi berjalan pergi, tapi bukannya pulang gadis bermata monolid itu malah berhenti di taman bermain dekat rumahnya. Duduk di ayunan seorang diri sambil merenungi kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Charm
Short Story[MAGIC SHOP SERIES] "Candy charm love potion adalah permen yang dapat membuat orang yang kau sukai jatuh cinta padamu dalam sekali tatapan tepat setelah lidahnya menyentuh permen ini. Permen ini sangat berbahaya karena tidak memiliki penawar dan efe...