03. Magic Shop

489 114 17
                                    

Dua hari ini mood Seulgi selalu jelek. Berita Jimin yang katanya menyukai Mina menyebar dengan cepat dan menjadi trending topic di angkatannya.

Hubungan Seulgi dengan Jimin pun sama seperti saat mereka mulai lebih dekat. Lelaki itu masih suka menyapanya, mengingatkannya soal tugas, dan memberinya senyum penyemangat saat ia akan melakukan praktek.

Hanya saja Seulgi mulai jarang melihat Jimin di kelas mereka. Setiap jam istirahat biasanya Seulgi selalu melihat Jimin makan roti dan minum susu pisang dikelas sambil bercanda ria dengan teman sekelas mereka. Namun dua hari ini Jimin selalu pergi kekantin tanpa kembali lagi dengan sekantung roti dan susu, lelaki itu akan kembali pada jam masuk.

Menurut gosip yang beredar Jimin pasti pergi menemui Mina karena katanya ada yang pernah melihat Jimin dan Mina makan bekal berdua di taman belakang sekolah mereka.

Mood Seulgi makin hancur, begitu pula hati dan perasaan nya.

🍬🍬🍬

Seulgi melambai pada Seungwan saat mereka berpisah ditikungan, arah rumah mereka berlawanan.

Kepala Seulgi pening begitu kembali mengingat wajah Jimin dan Mina yang tertawa ceria saat Seulgi dan Seungwan bertemu mereka di stasiun tadi, mereka pulang bersama tentu saja.

Seulgi merasa dadanya sesak. Haruskah ia menyerah sekarang? Karena setelah mengintropeksi dirinya sendiri Seulgi sadar jika dirinya yang penuh kekurangan tidak lah pantas untuk Jimin yang nyaris sempurna. Nyaris, karena kesempurnaan sesungguhnya hanya milik tuhan semata.

Mina itu sangat cantik, anggun dan sopan, Seulgi dengar dari teman sekelas Mina kalau gadis Jepang itu juga sangat pintar dan berbakat dalam bermain piano.

Fuhh...

Seulgi merasa ia memang harus menyerah saja, jelas ia kalah telak jika bersaing Mina.

Kling...

Seulgi berhenti berjalan ketika mendengar suara lonceng yang mungkin digoncang oleh angin.
Gadis itu celingukan mencari asal suara lonceng itu.
Matanya terpaku pada sebuah toko dipinggir jalan, didepan toko itu tergantung dua buah lonceng dengan pita panjang berwarna ungu.

Toko itu memancarkan sinar keunguan karena lampu-lampu ungu yang terpasang di setiap sudut depan bagian toko lengkap dengan hiasan-hiasan yang terlihat aestetik tapi juga nyentrik.

"Magic Shop, " baca Seulgi pada papan berukuran sedang di dinding toko itu. Entah dapat dorongan darimana Seulgi malah berjalan mendekati toko misterius itu.

Seulgi menoleh kesekitarnya yang sepi sebelum membuka pintu toko yang bertuliskan open, lalu masuk kesana.

Begitu masuk seulgi langsung disambut dengan berbagai barang yang aneh dan unik, terlihat seperti benda-benda ajaib yang pernah Seulgi lihat di film fantasy seperti Harry Potter dan Alice in the wonderland.

"Kamu pasti sedang putus asa dan ingin menyerah pada cintamu. "

Seulgi tersentak begitu melihat sosok wanita cantik yang berpenampilan sama nyentrik nya dengan toko serba ungu ini.

"K... Kau siapa, bagaimana kau tahu masalahku? " cicit Seulgi yang masih bisa didengar wanita itu. Matanya menatap awas wanita misterius itu.

Wanita itu tersenyum tipis, cantik sekali, pikir Seulgi.

"Panggil saja aku Irene,  Seulgi. "
Jawab wanita misterius itu membuat mata Seulgi membulat. "Bagaimana kau bisa tahu namaku, " tanyanya kaget.

Wanita bernama Irene itu tersenyum tipis sama seperti tadi, mengacuhkan pertanyaan Seulgi dan malah berjalan mendekati Seulgi, menyentuh sebuah kotak yang berada di rak disebelah Seulgi.

" Namanya candy charm love potion, permen ini dapat membuat orang yang kau sukai jatuh cinta padamu dalam sekali tatapan, tepat setelah lidahnya menyentuh permen ini. Permen ini sangat berbahaya karena tidak memiliki penawar dan efek yang ditimbulkan berlaku selamanya, dan kau harus membuatnya menatap matamu dan bukan mata orang lain atau dia malah akan jatuh cinta pada orang lain selamanya," Irene menjelaskan sesuatu tentang sebuah permen loli berwarna pink berlapis plastik bening  di tangannya.

Mata Seulgi ikut menatap permen ditangan Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Seulgi ikut menatap permen ditangan Irene. Kilasan kejadian dua hari ini dan tawa bahagia Mina dan Jimin tadi berputar dikepala Seulgi. Entah kenapa setelah mendengar ucapan Irene tadi Seulgi menjadi tertarik.

Dipikirannya saat ini pasti sangat menyenangkan melihat Jiminnya yang akan terus mencintai dan memujanya hingga akhir hayatnya.

"Aku mau! berapa harganya?"
Dan tanpa pikir panjang Seulgi langsung menawarnya, tak peduli pada peringatan Irene.

"Permen ini sangat berbahaya dan tidak boleh digunakan sembarangan! Kau yakin? "

"Aku yakin, karena itu jual permen itu padaku, "Seulgi memohon.

Irene memandang sejenak permen ditangannya kemudian menghela napas pendek, "baiklah kuberikan permen ini secara percuma, tapi kau tidak boleh menyesal setelah menggunakan permen ini! "

"Baik, Terimakasih Irene!"

***
Dua chapter lagi tamat guys. Jangan lupa sehabis baca tinggalkan jejak, okay ^^

See ya, besok aku up dan kalo bisa double up biar langsung tamat!

Paipai~

-Himeka Chan-

Candy CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang