Mohon maaf semuanya, sudah beberapa Minggu ini aku tak pernah update. Tapi, sekarang aku sudah kembali. Selamat membaca kembali cerita Ayana dengan tenang.
***
HAPPY READING
Perhatian bukan untuk disalah artikan.
***
Byur, Ayana terjatuh ke dalam kolam renang.
***
Kini langit telah berganti menjadi malam. Dibawah sinar rembulan terdapat dua insan yang berusaha memecah keheningan malam.
Ayana dan Arkana sedang duduk di depan teras rumah.
" Ar, makasih ya udah nolongin gue. Makasih juga udah dipinjemin baju ," ucap Ayana sedikit canggung. Ia merasa tidak enak karena sudah merepotkan Arkana.
Sebenarnya, ayana masih ada seragam sekolah untuk mengganti pakaiannya yang basah. Tapi, Arkana malah meminjam kan pakaiannya kepada Ayana . Pakaian Arkana sangat besar jika dipakaikan ditubuh Ayana yang kecil, jadinya Ayana terlihat seperti orang-orangan sawah. Ayana juga masih tak mengerti mengapa Arkana bertindak seperti ini. Apa mungkin ini sebuah perhatian? Ah itu hanya pemikiran Ayana saja. Dia tak boleh menyalah artikan sikap Arkana. Mungkin saja, Arkana hanya ingin menolongnya saja.
"Hmm," ucap Arkana datar.
Ayana hanya mengangguk. Kini dia mulai terbiasa dengan respon Arkana yang sangat singkat dan menyebalkan tentunya.
"Oh Iyah, katanya Lo sekelas sama Jill dan Syna ya? Mereka temen-temen gue," Ayana kembali memecah keheningan. Ayana pun tersenyum dengan tulus.
Arkana menatap wajah Ayana ,"Kalo udah tau kenapa nanya?"Kemudian Arkana berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pagar depan rumahnya.
Ayana pun segera berdiri dan menyusul Arkana.
"Ar, menurut Lo, apasih hal yang paling menyenangkan?" Tanya Ayana penasaran.
Kini mereka sudah berada di dekat pagar putih yang tak terlalu tinggi.
Arkana menatap Ayana sebentar. Lalu mengalihkan pandangannya ke kedepan.
"Hal yang buat gue senang adalah ketika adik gue juga senang," ucap Arkana datar. Ia menunduk, mengingat adiknya yang sedang berjuang dirumah sakit.
Kemudian Ayana menepuk-nepuk bahu Arkana, "kakak yang baik," sambil tersenyum dan menatap Arkana.
Arkana tak mau kalah, ia menepuk-nepuk puncak kepala Ayana, "adik yang buruk," sambil tersenyum tipis.
Ayana harus ekstra sabar menghadapi Arkana. Baru saja Ayana memujinya. Dia sudah kembali menjadi orang yang menyebalkan.
"Rese banget sih," Ayana melepaskan tangan Arkana dari kepalanya.
"Darimana Lo tau gue bukan seorang kakak?" Tanya Ayana kesal.
"Karena tampang Lo nggak pastes jadi seorang kakak," tatapan arkana seolah sedang meledek.
Ayana memajukan bibirnya, tandanya ia sangat kesal.
"Nggak usah dimaju-majuin tuh bibir, udah jelek entar makin jelek.
Ayana menghentakkan salah satu kakinya. Ayana kesal. Ia tak terima.
Tid-tid, suara klangson mobil mengagetkan keduanya. Akhirnya, ayah Ayana sudah datang. Jika saja saat itu sang ayah belum datang. Mungkin Ayana akan kembali mengumpat kepada Arkana. Ayana mengambil langkah seribu untuk segera masuk kedalam mobil ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CS] AYANA
Teen Fictionkalian berdua sama seperti kutub Utara dan kutub selatan. Sama-sama dingin. Tapi saling berlawanan. -Ayana Lalyana Banyak hal yang tak terduga, dari mulai rahasia, luka , suka, sampai sebuah rasa yang tumbuh dihati ketiganya. ( Awas baper tingkat ti...