11

1.5K 105 8
                                    

Keesokan harinya,

Ini merupakan hari ke 2 aku dan Yuri menginap, kami semua sekarang habis sarapan yang di masak oleh ku dan Yuri sebagai bentuk terima kasih kami kepada mereka

Jujur aku merasa terbebani karena takut rasanya mengecewakan, tetapi syukur lah mereka menyukai masakan ku dan Yuri

Sekarang, aku sedang berada di balkon dorm BTS

Sebenarny tadi pagi saat aku terbangun, aku masih tidak menyangka bahwa aku benar-benar menghabiskan waktu bersama member BTS, bahkan aku menginap di dorm mreka

Hidup ku seperti berubah, sangat berubah.

Kadang aku berpikir kenapa ini smua terjadi begitu mendadak? Bgitu menyenangkan? sampai-sampai aku berpikir apakah stelah ini akan terjadi sesuatu yang dapat menghancurkan hidupku dalam hitungan detik?

Sungguh aku tak ingin memikirkan nya lebih lanjut, mengetahui betapa bahagia nya diriku ini membuat ku gelisah untuk melangkah, takut dengan kenyataan bahwa mungkin suatu saat akan terjadi hal-hal yang bisa membuat ku sedih setara dengan kebahagiaan ku skarang

Aku melamun ckup lama hingga akhirnya aku tersadar karena ada lengan yang melingkar di perutku

Siapa lagi kalo bukan, Jimin.

Dia memposisikan dagunya di atas bahuku

"ada apa denganmu?" tanya nya dengan nada khwatir yang sangat khas

"aku baik-baik saja" jawab ku dusta "memangnya kenapa?"

"kau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu" jawab jimin dengan lembut, sperti mengetahui kegelisahan dalam diriku

"entahlah oppa" ucapku sebelum akhirnya membuang nafas panjang "aku hanya merasa ini semua begitu mendadak" ucapku sambil terkekeh hambar

"mendadak kenapa?" tanya jimin lagi

"kebahagiaan ini" aku menjawab dengan nada lirih, entahlah, memikirkan kemungkinan yang akan terjadi membuatku gelisah, takut, khawatir.

Aku akui ini sedikit berlebihan, tetapi aku memang seperti ini, terkadang aku merasa terlalu banyak berpikir sampai-sampai aku jadi tidak bisa menikmati waktu bahagia ku, aku sering memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi di kehidupanku, tidak seperti orang pada umumny yang selalu memikirkan kebahagiaan yang akan terjadi

"aku takut oppa" ucapku lirih dan sedikit terisak, yang membuat jimin dengan segera membalik tubuhku, sekarang kami berhadapan dan aku dapat melihat dari sorot mata jimin, dia sangat mengkhawatirkan ku

"kau kenapa? Siapa yang membuatmu begini? Apa yang terjadi padamu?" tanya jimin bertubi-tubi, lalu ia segera menarik ku ke dalam pelukannya, pelukan hangat yang selalu dapat menenangkan ku

"aku hanya takut, akan terjadi sesuatu yang dapat menghancurkan kebahagiaan ku" ucap ku masih sambil terisak

Ya, aku menangis, aneh memang tetapi aku hanya tidak kuat, jujur aku sangat tidak suka dengan kebiasaan ku memikirkan kemungkinan terburuk, tetapi susah untuk mengubahnya, itu seperti sudah kebiasaan ku sejak dulu

"tenanglah, ada aku disini" ucap jimin lembut, sambil mengelus-elus kepalaku dan sesekali mengecupnya

"aku akan selalu ada di sisimu, aku janji" ucapan jimin yang membuatku menangis sekencang-kencangnya, entah kenapa ini sangat menyesakkan

Mendengar jimin bicara seperti itu membuatku menjadi berpikir

Bagaimana aku bisa hidup tanpanya? Apakah dia akan pergi dari ku suatu saat nanti?

-- bersambung --

Aku mau mulai adain konflik nii 😔
Walau sebenernya, aku rada g rela kasih konflik di crita ini, tp gmn ya, masa gak ada konflik 🤣

My IDOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang