Ayo bersaing, anak-anak nakal

804 69 6
                                    

"Kita mau nonton apa pah?" Jungkook yang sudah selesai berganti pakaian menghampiri sang papah yang sedang sibuk memasak di dapur, memperhatikan lincahnya tangan Donghae meracik bahan makanan. Meski hanya sekedar membuat kue kering untuk camilan peneman acara chilling mereka. Tapi tetap saja Jungkook melihatnya kagum.

"Terserah, apa aja. Yang penting kalian suka filmnya." dengan cekatan mencetak adonan cookies menjadi bentuk-bentuk yang lucu. Seperi kepala kelinci, kepala bibi, kepala guguk, kepala kucing, ada juga yang berbentuk ikan dan lain-lain.. Dan lain-lain.

"Little mermaid ya pah.." Jungkook berseru bahagia, melihat kue berpotongan ikan dan papahnya yang cantik mengingatkannya pada tokoh Ariel.

Donghae tersenyum lalu mengangguk. "Iya sayang.."

"Asique!!" tertawa saat melihat si bungsu berlari ke ruang tengah dengan kedua tangan terangkat.

Mengangkat nampan kuenya, memasukannya kedalam panggangan. "Semoga matang sebelum filmnya habis." menutup pintu pemanggang, mengatur waktu untuk memanggang kue-kuenya.

"Pah.." Donghae nyaris menjatuhkan lap dapur saat ia menoleh kebelakang dan mendapati Taehyung yang hanya mengenakan celana dalam berdiri tepat dihadapannya.

Donghae menahan diri untuk tidak malu melihat si sulung yang nyaris telanjang. "Abang! Pake bajunya!"

Taehyung mengelus belakang lehernya. "Masalahnya, baju bang Tae belum ada yang kering pah, 'kan kemarin kehujanan waktu dijemuran." haduh.. Donghae lupa memasukan pakaian si sulung ke mesin pengering.

"Ya udah, kamu pinjem bajunya Kookie dulu, bilang papah yang nyuruh, pasti dikasi. Baju kamu biar papah masukin mesin pengering dulu." Donghae kembali membalik tubuh membelakangi Taehyung, tanpa sadar kalau Taehyung masih betah diposisinya, memperhatikan punggung sang papah yang kekar, dibalut kaus merah muda tipis juga celana pendek sepaha yang memperlihatkan kaki ramping papahnya yang mulus. Papah Donghae selalu merawat tubuh dengan baik, dia rajin mencukur bulu yang tumbuh pada tubuhnya. Makanya badan papah Donghae sangat mulus.

Taehyung menjilat bibirnya, sedikit mengigit bibir bawahnya saat tatapannya berhenti pada pantat montok papahnya. Mengundang, minta diremas. "Ya udah pah, abang pinjem Kookie dulu." sang papah hanya bergumam, sepertinya sedang sibuk membuat toping untuk kue keringnya.

"Jangan bertengkar ya!" teriak sang papah saat mendengar langkah kaki yang sedikit berlari menjauh dibelakangnya.

Donghae menghela nafas. Apa yang sebenarnya ia pikirkan?

Entah, tapi rasanya, rasa sayang yang Donghae miliki pada si kembar berbeda. Donghae sangat tidak ingin kalau kedua anaknya itu jauh darinya. Meski Donghae selalu meyakinkan dirinya sendiri kalau kelak si kembar akan mendapat pacar lalu menikah setelahnya, tapi jauh didasar hatinya, Donghae tidak rela itu terjadi. Donghae merasa ingin menyimpan si kembar hanya untuk dirinya sendiri. Donghae sempat berpikir untuk meminta sahabatnya yang bekerja di laboratorium negara -Henry- untuk membuatkannya vaksin yang bisa membuat manusia menjadi bocah selamanya agar si kembar tidak tumbuh lebih besar lagi. Tapi Henry malah menertawakannya dan memintanya melupakan rencana itu. Karena itu menentang hukum alam dan bisa berdampak buruk bagi kedua anaknya.

Helaan nafas kedua, Donghae selesai dengan krim lemon yang ia buat, kepalanya mendongak, menghadap jendela dihadapannya, menikmati indahnya langit biru dengan awan putih yang menggantung disana.

Tunggu..

Jika hari ini berlalu, itu artinya kebahagiannya akan berkurang satu hari. Haih.. Donghae sangat tidak rela!!

"Langitnya Indah ya pah." suara Jungkook mengejutkan si papah.

"Kookie? Gimana filmnya? Udah kamu play sayang?" mengelus puncak kepala si bungsu sayang, mengajaknya berdiri disebelahnya.

I'm being targeted with my two sons {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang