Bab 1

53.3K 1.6K 244
                                    

"Ini kamarmu. Mulai sekarang kau tinggal di sini. Besok kau sudah bisa masuk."

Tangan putihnya terulur menerima kunci yang diberikan oleh pengurus asrama. Ia mengangguk kecil dan menarik sudut bibirnya tipis. Memberi senyuman kecil.

"Terima kasih nyonya, Thea."

"Baik-baik di sini. Jangan membuat keributan. Apalagi mencari masalah dengan para murid anak orang kaya. Ingat statusmu!" peringat Thea dengan nada tegas namun lembut.

"Aku mengerti nyonya."

Thea mengulum senyum lembut, mengusap rambut panjang nan halus murid baru yang tinggal di asrama sekolah, "Istirahatlah, kau pasti lelah."

"Baik nyonya."

"Aku pergi dulu, jika ada sesuatu, kau bisa mencariku untuk bertanya." ucap pengurus asrama putri itu, setelah mendapat anggukan dari sang gadis, ia pergi menerima murid baru tersebut.

Gadis bermanik hijau cantik menghela napas lelah. Ia memasukkan kunci ke engsel pintu. Kemudian membukanya. Setelah masuk, ia berjalan menuju arah tempat tidur dan merebahkan diri di sana. Tarikan napas pun kembali terdengar.

"Oke, ini awal hidup barumu Adaline. Kau harus menghadapinya dengan lapang dada. Buktikan pada papa kalau kau bisa." Gumam Adaline menyemangati diri sendiri.

"Sudah tiba kau berperang dengan dunia barumu!" imbuhnya dengan nada penuh semangat.

000

Pagi yang ramai. Canda tawa dan teriakan kegembiraan mencerminkan salah satu sekolah paling populer di Grodon, Massachusetts, Amerika. Akademi Lawrence . Tempat para anak orang kaya bersekolah. Gedung indah dan megah menjadi ciri khas bangunan tempat menimba ilmu itu. Sekilas seperti istana. Dengan halaman luas yang di hiasi oleh beragam tanaman hias yang cantik.

Adaline Alonza, gadis yang baru saja pindah dari sekolah lamanya. Ia tampak kagum bangunan yang ada di hadapannya. Tersenyum kecil begitu dia sekarang benar-benar masuk dan mulai menimba ilmu di sekolah yang diimpikannya selama ini. Namun senyumannya berganti ringisan saat mengingat bagaimana bisa sampai di sini.

"Jangan membuat kesan pertama di sekolah buruk. Hindari segala macam masalah. Cerita novel tidak boleh mempengaruhiku. Persetan dengan cowok terganteng dan terpopuler di sini. Hindari mereka. Garis dan zona keras!!" gerutunya mengingatkan dirinya sendiri.

Gadis berambut panjang berwarna lembut itu melangkah perlahan dengan tenang. Rambutnya yang terkucir satu di belakang bergoyang kecil seirama langkah kakinya. Sesekali ia melempar senyum pada murid yang memandangnya. Namun sayang, ia langsung merutuki hal itu karena tanggapan tak acuh dari para murid.

'Sabar, mereka adalah anak orang kaya. Sudah wajar bersikap seperti itu.' keluhnya dalam hati.

Adaline menghentikan langkah kakinya di persimpangan koridor. Ia bingung, kemanakah arah ruang administrasi. Matanya berpendar ke sekeliling. Dan reflek dirinya berteriak saat melihat satu murid yang berjalan tak jauh dari nya.

"Um, permisi. Ruang administrasi dimana ya?" tanyanya dengan suara yang halus.

Gadis berkacamata itu tampak takut-takut menatap Adaline. membuat Adaline sedikit mengernyitkan alisnya. Bau tak sedap pun mulai masuk ke indra penciumannya, dan ia baru sadar jika penampilan gadis di hadapannya ini cukup buruk. Basah kuyup dengan aroma tak sedap. Tak perlu bertanya pun Adaline sudah tahu penyebabnya. Pasti gadis ini menjadi korban pembullyan. Ah, ternyata rumor itu bukan hanya omong kosong belaka.

"M-maaf, tapi sepertinya aku t-tidak bisa mengantarmu. A-aku.."

Adaline tersenyum lebar dan mengangguk, "Tak apa, aku mengerti. Lebih baik bersihkan dirimu dahulu sebelum mengantar ku. Ayo aku temani." ajak Adaline membuat gadis itu terkejut. Baru pertama kali ini ada yang mau berbicara selembut itu tanpa merasa jijik padanya.

Don't Bully Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang