[4] 진실 (Truth)

1.7K 162 9
                                    

Terkadang menyembunyikan kebenaran menjadi pilihan yang selalu diambil oleh kebanyakan orang. Namun tahukah? Sebenarnya semenyakitkan apapun kebenaran itu, lebih baik kau ungkapkan saja semuanya sejak awal. Dari pada kau pendam sendiri yang akan menjadi beban untukmu dan akan menjadi pukulan telak kesedihan juga kesakitan yang akan diterima oleh orang-orang yang menyayangi dan juga mempercayaimu pada akhirnya nanti. Itu sama saja kau hanya menunda mengungkap luka yang malah akan menimbulkan luka yang lebih menyakitkan.

***

Sudah hampir tujuh bulan ini Jungkook hanya bisa terdiam dikamarnya di dorm BTS. Semua jadwal miliknya dibatalkan meningat cedera kaki dan tulang belakang yang dialaminya cukup parah. Dokter melarangnya beraktifitas berat minimal sampai waktu 1 tahun. Karena dokter tak ingin, hal yang paling buruk dalam asumsi mereka terjadi.

Namun, tanpa memperhatiakn itupun dunia Jungkook seakan telah berhenti berputar. Tak apa ia dilarang untuk dance. Tak apa ia tak bisa bernyanyi lagi. Asalkan ia bisa terus bersama hyung nya. Asalkan ia tak menjadi beban hyung nya. Tapi mau bagaimana lagi, vonis dokter telah menyatakan bahwa ia memang tak akan bisa merasakan semua kehangatan itu lebih lama.

"Sesak nafas yang anda alami dikarenakan ada kerusakan pada paru-paru anda akibat benturan yang keras pada dada anda saat kecelakaan terjadi. Benturan itu membuat salah satu tulang rusuk anda menekan keras bagian inti paru-paru. Kondisi cedera tulang belakang andapun memperparah hal ini karena saluran nafas anda menjadi terhimpit dan itu pasti akan menyulitkan anda untuk bernafas normal secara permanen."

Helaan nafas kini terdengar begitu berat memecah keheningan kamar yang Jungkook tempati. Tak banyak hal yang bisa Jungkook lakukan selain terdiam dan termenung dikamarnya. Selama hyung nya pergi, dia akan terus seperti ini. Menyendiri. Namun saat hyungnya kembali ia akan berusaha bersikap ceria.

Tetap berusaha menunjukan bahwa ia adalah maknae pembawa keceriaan bagi Bangtan. Tapi kembali lagi, saat malam tiba dan hyung nya telah terlelap, air mata itu kembali jatuh membasahi pipi Jungkook. Rasa sakit yang sering kali ia rasakan. Rasa sesak yang terus saja selalu mengangganggu aktifitasnya. Tak sebanding dengan perasaan sakit dan sesak yang ia rasakan saat membayangkan bahwa waktunya bersama hyung-hyung nya tak akan lama lagi.

Kerusakan paru-paru yang dialaminya. Satu-satunya jalan agar ia bisa kembali memiliki harapan ialah dengan transplantasi. Namun mencari donor paru-paru yang cocok itu adalah hal yang mustahil. Karena operasi transplantasi paru-paru di korea pun menjadi hal yang sangat langka terjadi. Tak ada yang mengetahui ini selain dirinya. Kerena pada saat itu, Jungkook memang sengaja memohon pada sang dokter agar tak ada siapapun yang mengetahui hal ini.

Meski tanpa ia tahu, setiap malam ia menangis, ada sosok yang lain turut menangis bersamanya. Meski sosok itu tak tahu apa yang sebenarnya disembunyikan dan di tangisi oleh pemuda Jeon ini, namun cukup dengan satu hal yang dia lihat setiap malamnya berhasil membuat hatinya hancur saat itu juga.

'Adiknya menangis. Sendirian."

***

Agustus 2017

Tujuh bulan sudah mereka lalui dengan kepura-puraan. Tertawa, tersenyum, canda dan tawa. Bukannya mereka tak peka tapi justru mereka terlampau mengerti. Bukannya mereka acuh namun merekapun bingung,

Mereka tahu, selama ini Jungkook mereka adalah topeng. Senyum yang ia berikan tak pernah sampai pada matanya. Hanya sebatas lengkungan indah pada bibirnya saja. Tawa yang ia kuarkanpun bukan tawa merdu yang mereka rindukan, tapi hanya tawa penenang yang bahkan semakin membuat jiwa sakit saat mendengarnya.

Jungkook mereka tak benar-benar bahagia.

Adik bungsu kesayangan mereka, tak benar-benar bahagia.

Jamais Vu || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang