Awal

17.2K 316 6
                                    

Drrrttt... Drtttt... Drttttt....
Dendongg dendongg dendongg

Hp gue terussss aja bunyi
"akh! Makhluk apa sih yang nelfon gue pagi pagi"  kesalku dalam hati.

Dengan rasa mager yang membebani, gue raba meja nakas disamping tempat tidur untuk mengangkat telfon yang menganggu gue pagi pagi.

Tanpa melihat siapa yang menelfon gue langsung mengangkat telfon itu malas.
"Halo? " ucapku dengan mata yang masih terpejam.

"Kenan... " suaranya terdengar lirih karna tangis, dia menangis. Tanpa meilihat nama orang yang menelfon gua langsung tau ini suara siapa. Suara ezra.

Gue sedikit tersentak kaget, kenapa dia nangis?

"iya, ada apa zra? " gua langsung terbangun dan memposikan diri gue duduk. Siapa coba yang gk kaget ditelfon sama orang yang lagi nangis?

"kenan... Asrama.. Asrama kenan" ezra terus aja nangis dan menyub nyebut asrama.

"iya gue tau asrama... Tapi kenapa? Lo kangen sama asrama? Gue sih nggk lah yau" ucapku memberitahu. Gue mulai ngantuk lagi.

" asrama kebakaran kenan! " Ezra berucap dengan sedikit berteriak. Mendengar hal itu, seluruh nyawa gue seketika berkumpul dalam satu titik.

"Serius loh? Ya Tuhan gimana dong ama buku buku gue, gambar gambar gue" gue frustasi. Kalau asrama kebakaran ototmatis semua isinya ikut kebakar dong.

"Asrama lo gk papa kok asrama A yang lebakaran, asrama B aman" jelas Ezra padaku, yang ngebuat gue bernafas lega. Tapi, disaat yang bersamaan gue merasa kasihan ama Ezra.

Asrama A itu tempatnya anak anak orang kaya, asrama mahal. Udah dibayar mahal mahal, tau tau kebakaran. Kasihan Ezra. Tapikan dia tajir, ituma kecil.

"Yang Sabarya Ezra, kalau sekolah nnti lo bisa kok tinggal di Asrama gue"  tawarku tulus padanya, secara ezra adalah temn yang paling dekat dengan gua, kalauorang bilang namanya sahabat, sohib, brother apalah, gitulah.

"Gak mau kamarlo kecil, gk ada ac nya, tv nya juga kecil, bau lagi" hinaan ezra kedengeran sangaaat jelas di telinga gue

"elo ya,udah untung gua baek nawarin lo tinggal di asrama gue. Dan seenak jidat elo bilang kamr gua kecil lah baulah" gue nyerocos terus.  Hingga terdemgar bunyi ezra memutuskan panggilannya.

"untung sohib gue lu. kalau bkn, udah gue kulitu lu" gue menggertu sambil naro hp gue kasar dinakas.

Oh iya, nama gue kenan sayudha. Gue klas 2 SMA, gue anak tunggal yang berasal dari keluarga B aja (i think)  kebetulan gue lagi libur semester. Jadi bisa pulang kerumah. Sekolah gue menerapkan sistem asrama, setiap siswa diharuskan tinggal disanan. Biasanya setiap kamar diisi 1 atau 2 orang.

Dan Yang tadi nelfon itu Ezra Faresta, bukan fiesta. Dia sahabt gue dari kelas satu, orang baik, ramah, ceria, cute, dan yang paling penting dia tajir. Gak tajir tajir bgt sih, tpi tajirlah.

Ezra nelfon gue untuk ngasih tau kalau asrama dia terbakar. Asrama di sekolah gue terbagi atas dua gedung, yaitu gedung A dan B. Gedung A itu isinya orang orang kaya semua.

Biaya sewa asrama digedung A mahal, karna fasilitasnya emang lengkap, ada ac, tv layar lebar dan segala macam. Beda dengan asrama gue yang standar, cuma ada tv yang kecil banget. Tapi di asrama B ini juga ada kamar yang bagus, walau tidak selengkap fasilitas asrama A.

Oke, jadi setelah mendengar tangisan Ezra dipagi hari, gue udah gak bisa tidur lagi.

Jadi gue ngambil handuk dan mandi. Selesai mandi, pakai baju dan segala macam. Gue turun dari lantai dua untul sarapan, disana gue bisa liat mami gue yang lagi siapin sarapan. Mami gue itu cantik banget, serius.

Kata papa, mami dulu prima dona sekloha, 'katanya'.

"eh Nan, udah bangun? Tumben" mami menyapa gue dengan senyumnya sambil meletakkan semangkok penuh nasi goreng.

Gue tarik kursi untuk duduk melahap nasi goreng itu.
"iya Mi, tadi di telfon sama Ezra, katanya asrama dia kebakaran" jelasku pada mami sambil mnyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut gua

"apa? Jadi gimana? Ezranya gak kenapa napakan?" mami sedikit terkejut mendengarnya

"kayaknya sih Ezra baik baik aja, dia kan lagi ada di istananya. Ezranya aja yang cengeng pake nangis segala" ungkpaku pada mami yang dibalas dingan pukulan kecil dibahuku

"kamu ini, sahabat lagi ditimpa musiba diblang cengeng. Masih untuk Ezra yang manis dan imut itu mau berteman sama kamu" puji Mami kepada Ezra.

"iya Mi, kenan ngaku salah deh" ucapku mengalah.

...

Gue bersendawa ringan setelah memkan nasi goreng buatan mami, tapi sebelum gue beranjal, mami bertanya ke gue.

"jadi kamu kapan masuk sekolahnya" mami bertanya sambil mengumpulkan piring kotor bekas nasi goreng

"lusa Kenan udah masuk lagi, oh iya Mi papa kapan balik dari manado?" jawabku diakhir dengan pertanyaan tentang papa

"3 hari lagi mungkin, proyeknya udah mau selesai"

Gue hanya menganggum tanda mengerti.

...

Hari pertama masuk sekolah stelah liburpun datang. Dan dsinilah aku didepan gerbang asrama tercintaku.

Aku menghela nafas berat membayang hari hariku kedpan akan dipenuhi dengan aktifitas belajar lagi.

Ku berjalan menuju kamrku yang terletak di lantai empat. Asrama ini tidak dilengkapi dengan lift jadu mau. Tidak mau ya..lewat tangga, masa terbang.

Pas gue udah nyampe didepan pintu kamar asrama gue. Tiba tiba seseorang dengan tubuh kecil berlri menghampi gue dan memeluk gue erat. Gue udah tau ini pasti Ezra, Ezra yang manja.

"Lu kenapa disini?" gue bertanya ama Ezra heran

"papi gue nyuruh gue untuk tinggal sama elo untuk semntara waktu, sampai ada kamar asrama yang kosong. Soalnya semua penuh" jelasnya padaku. Aku menaikkan kedua alisku mengejek.

"wuh dasar! Kemarin kemarin aja bilangnya gal mau, kamr gue kecillah, bau lah apalah" aku berlalu melaluinya dan membuka pintu kamarku dengan kunci. Pintunya udah kebuka.

"kenapa lo diem aja sini masuk. Gue gak sejahat itu kali" gue ngajak Ezra masuk ,dia bengong aja didepan pintu. Mendengar hal itu ia bergegas untul segera masuk dengan sebuah koper ditangannya.

"astagaaa kenan... Kamar lo kayak kapal karam" Ezra bilang kayak gitu sambil memperhatikan se isi kamarku, jangan lupa dia nyengir ngeri.

"Mau gak mau lo harus terima, dari pada lo gak dapat tempat tinggal, jadi gembel" ucapku padanya. Dia terlihat menghembuskan nafasnya pasrah

Gue tersenyum melihat tingkah anak manja yang stu ini. Ezra itu orangnya bersih, gk kayak gue yang berantakan dan ada banyak lagi perbedaan yang mencolok diantara kita berdua. Tpi, hal itu lah yang ngebuat persahabatan kami bertahan lama.

----
Nah, gimana lanjutan kisahnya?
Terus tunggu kelanjutan kisahnya ya!

Jangan lupa untuk comment dan like.  Supaya saya semangat untuk segera update

Love u all 💕


Not Just Love (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang