PART 21

2.1K 86 3
                                    

☆☆☆☆☆

■■■

Sherina bukanlah orang sembarangan, ia bisa menyakiti siapapun yang ia rasa merebut apa yang menjadi keinginannya. Bahkan untuk menghilangkan nyawa seseorang saja dengan mudah ia lakukan jika ia menginginkannya.

"Saya mau kamu melukai wanita itu", ucap Sherina pada orang yang sedang ia telfon.

"....."

"Sekarang juga"

"....."

"Bagus"

Tut.. Tut..

Sambungan terputus.

                               ***

"Mamaaaa, papaaaaa", teriak Fitri dan Liani bersamaan melihat kedatangan orang tua mereka.

Liani dan Fitri berlari memeluk papa dan mamanya secara bergantian.

"Mama sama papa lama banget pulangnya, ani kan kangen", rengek Liani

Kanaya dan Bram terkekeh melihat tingkah putri mereka.

"Maaf sayang, mama sama papa kan sibuk ngurus bisnis keluarga kita di Belanda", jelas Kinaya

"Tapi mama sama papa bakal di Indo kan setelah ini, nggak pergi-pergi lagi?", tanya Fitri.

"Tergantung sayang", Bram mengusap punggung Fitri.

Bibir Fitri dan Liani mengerucut.

"Tanteeee Naya, om Bram", Sandra berlari kearah kedua orang tua sepupunya itu diikuti Vella dari belakang.

Keduanya memeluk erat Kinaya dan Bram.

"Om sama tante baru datang ya?", tanya Vella.

"Iya, gimana kabar kalian sehat kan?", tanya Kinaya

"Sehat tante", jawab Vella dan Sandra serempak.

"Oyah, papa sama mama kalian kemana?", tanya Bram

"Masih dikantor om, pulangnya agak sorean", sahut Vella.

"Tante ada bawa ole-ole kan? Buat Sandra ada nggak?", cengir Sandra

Kinaya dan Bram terkekeh

"Ada kok sayang, semuanya kedapatan. Udah tante siapin, tenang aja"

"Yeeeeeeyyyyy", teriak keempat remaja itu.

"Kalian baru pulang sekolah ya?", tanya Kinaya

"Iya ma, baru aja pulang", balas Fitri

"Gimana sekolah kalian, lancar kan?", tanya Kinaya lagi.

"Lancar ma, aman terkendali", Liani menyunggingkan senyum.

"Trus tante, mana dong ole-ole nya?", tanya Sandra semangat.

"Kamu tu ya, kalau masalah ole-ole aja nomor satu", ujar Kinaya.

"Ehehehh, harus dong tan, mumpung gratis", Sandra menyeringai

"Iya deh iya", Kinaya mengeluarkan empat paper bag dari kopernya lalu memberikan nya pada keempat gadis itu.

"Nah ini untuk Sandra"

"Ini untuk Vella"

"Ini untuk Liani"

"Ini untuk Fitri"

Keempatnya langsung membuka paper bag tersebut ingin melihat apa isinya.

Vella FerreroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang