Arkan merebah kan tubuh nya di atas tempat tidur sambil memainkan ponsel. Dia kembali membuka akun instagram nya dan mencari akun instagram milik Nafiza lagi.
Seketika dia teringat cerita Nafiza tentang Erlan. Mungkin saja dia bisa mencari tahu akun instagram Nafiza lewat akun instagram milik Erlan. Walaupun Arkan anak baru, tetapi dia sudah tahu nama akun instagram Erlan bahkan sudah saling mem follow karena kebetulan mereka satu tim basket di sekolah.
Dia mulai mengetik nama Erlan di pencarian instagram miliknya. Kemudian mencari nama Nafiza di daftar nama nama pengikut nya. Mata Arkan terpaku pada akun instagram bernama AdndaNfiza. Mungkin saja itu nama Adinda Nafiza. Nama lengkap dari Kakak kelas nya itu.
Saat Arkan mengklik nama itu, terlihat lah profil akun tersebut. Benar saja itu adalah akun instagram milik Nafiza.
Arkan tersenyum "Nah, nemu juga ni akun."
Disana terpampang jelas 6 foto unggahan Nafiza di akun instagramnya. Ternyata Nafiza cukup terkenal di instagram. Followers - nya 5,6K dan Following - nya 960.
Tanpa berfikir panjang Arkan segera mengikuti akun instagram tersebut. Setelah itu dia melihat foto-foto yang post oleh Nafiza di akun instagram nya tersebut.
"Cantik" gumam Arkan pelan.
*****Nafiza baru saja masuk ke dalam kamarnya. Saat dia baru saja menduduki tempat tidur, matanya langsung tertuju pada sebuah paper bag di atas meja belajar samping tempat tidurnya.
Dia mengernyitkan dahi nya bingung melihat paper bag di atas meja belajar layaknya kado ulang tahun. Padahal ulang tahun dia masih lama.
Karena rasa penasaran nya yang begitu tinggi, akhirnya Nafiza mengambil paper bag itu dan membukanya.
Betapa terkejut nya dia saat melihat benda yang berada di dalam papper bag tersebut. Sebuah kotak handphone keluaran terbaru yang sangat dia inginkan. Sebelum menyentuh kotak handphone tersebut dia memilih untuk mengambil kertas yang seperti nya surat yang berada di atas kotak tersebut, kemudian membacanya.
Untuk anak ku Adinda Nafiza.
Di jaga baik-baik ya handphone baru nya. Jangan di rusakin lagi. Maaf ya Ayah jadi nulis surat kaya gini. Siang ini Ayah harus pergi ke Palembang karena ada urusan kerja dadakan, jadi engga bisa ngasih ini langsung ke kamu dan engga bisa pamit langsung.Nafiza mendengus pasrah setelah membaca surat itu. Dia sedikit kecewa. Rencana dia untuk bisa membeli handphone baru dengan uang nya sendiri gagal karena Ayah nya yang sudah membelikan. Dia meletakan kembali Paper bag itu di atas meja belajarnya. Kemudian bergegas keluar kamar untuk menemui Bunda nya.
Nafiza yang melihat Bunda nya sedang duduk di sofa sambil menonton televisi segera ikut duduk di samping sang Bunda dengan muka yang sedikit di tekuk. "Bunda" panggilnya.
"kenapa sayang" sahut Desi.
"Ayah beliin Fiza handphone baru ya?" tanya nya, padahal dia juga sudah tahu jika Ayahnya membelikan dia Handphone baru.
"Iya" jawab Desi, kemudian dia bertany "kamu suka kan sama handphone nya?".
"Iya Fiza suka sama handphone nya, tapi Fiza kurang suka sama cara Fiza buat dapetin itu" jawab Nafiza, jujur.
Desi yang sedang menonton televisi segera mengalihkan pandangannya untuk menatap Nafiza. "Loh kenapa gitu?" tanya Desi heran.
"Sebenernya tuh Nafiza lagi ngumpulin uang Bun buat beli handphone baru sendiri. Pake uang Fiza sendiri" jelas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love
Teen FictionCerita tentang perjalanan cinta memang tidak selalu berjalan mulus. Pasti ada saja masalahnya, walaupun kita sudah jatuh cinta dengan tulus. Salah satu masalahnya yaitu, saat orang yang kita cintai, kita harapkan, kita nantikan, bahkan kita butuhka...