Saat pulang sekolah, Jaehyun telah berada di ruang dance pribadi Taeyong, dia sedang menunggu kedatangan namja manis tersebut. Ia menoleh kearah pintu saat pintu tersebut terbuka dan Taeyong keluar dari balik pintu.
Taeyong manatap Jaehyun datar. "apa lagi yang kau lakuka disini?"
"menunggumu"
"dasar tak punya kerjaan" Taeyong meletakan ranselnya di pojok ruangan sebelum kemudian berjalan kearah sounsystem. "pergilah, aku tak suka diganggu"
"kalau aku tidak mau bagaimana?"
Taeyong menghela nafas panjang sebelum kemudian berbalik untuk menatap Jaehyun. "sebenarnya apa yang kau inginkam dari ku? Kenapa kau terus mengusik ku?"
"aku tak merasa kalau aku mengusikmu"
"dengan kau berada di ruangan ini dan berbicara padaku, itu termasuk mengusik ku!"
"bukankah kau yang bertanya padaku terlebih dahulu?"
Taeyong menggeram jengkel. "bisakah kau bersikap seperti orang lain bersikap padaku?! bisakah kau tak memperdulikan aku seperti yang lain?! Tak bisakah kau berhenti mengusik ku dengan berbicara padaku?! TAK BISAKAH KAU MELAKUKAN ITU SEMUA?!! CUKUP LIHAT AKU SEBAGAI ORANG ASING DAN BERHENTI BERSIKAP SEOLAH KITA TELAH BERTEMAN DEKAT!!"
Jaehyun berjalan mendekat kerah Taeyong. "wae?"
"kau bertanya kenapa? Karena aku tak membutuhkan orang yang peduli padaku, aku tak membutuhkan belas kasihan kalian, AKU TAK BUTUH ITU SEMUA!!"
Langkah Jaehyun terhenti tepat dihadapam Taeyong, sedikit menunduk untuk dapat bersitatap dengan manik jernih yang tengah memancarkan amarah, namun ia dapat melihat ia sangat rapuh "berhenti menutup diri, tak semua orang yang peduli padamu hanya dilandasi oleh rasa kasihan, termasuk diriku."
Tatapan Taeyong sedikit bergoyang namun sorot dinginnya terus melekat. "lalu? Haruskah aku mendengarkan mu? Kalaupun iya, katakan padaku siapa dirimu sehingga aku harus mendengarkan perkataanmu?"
Bibir Jaehyun terkatup rapat, namja dihadapannya ini benar-benar pintar dalam bermain kata yang Jaehyun akui itu sedikit menjengkelkan. "aku adalah orang yang peduli padamu tanpa dilandasi rasa kasihan, aku adalah orang yang akan mengenalkan dunia yang sebenarnya itu seperti apa, aku adalah orang yang akan berdiri dihadapanmu untuk menjadi perisaimu saat kau tertekan dan terdesak, aku adalah orang yang akan langsung datang saat kau membutuhkan ku, aku adalah orang yang akan menghapus air matamu, aku adalah orang yang akan berada dibelakangmu untuk selalu mendukung keputusanmu selama itu masuk akal, dan aku adalah orang yang bersedia kau jadikan pelampiasan segala perasaanmu, baik itu senang, sedih, maupun marah" jawabnya lantang.
Taeyong tercekat, dadanya mendadak sesak. Dapat ia lihat bagaimana manik tajam Jaehyun memandangnya tanpa ragu, dapat ia dengar tak ada keraguan dalam setiap kata yang Jaehyun katakan padanya.
Tatapan Jaehyun melembut, di tangkupnya wajah cantik dihadapannya, membuat namja yang lebih mungi darinya itu mendongak dan tatapan mereka kembali bertemu. "apakah terlalu sulit untuk menerimaku di dalan hidupmu meskipun hanya sebatas teman? Tak inginkah kau berbagi dengan ku agar aku dapat membantumu? Sebesar apa hal yang kau tutupi di balik dinding yang kau bangun selama ini? Aku mohon Taeyong-ah, aku hanya ingin kau sama seperti anak yang lainnya, memiliki banyak teman, tersenyum dengan bebas, dan masih banyak lagi. Kau bisa memulainya dariku, kau bisa memulainya dengan menerimaku di hidupmu."
Taeyong masih belum bergeming, pikirannya kacau, ia sangat ingin mengiyakan tawaran Jaehyun, namum beberapa kemungkinan yang ia takutkan terus berputar di benaknya.
Tanpa sadar air matanya menetes begitu saja, membuat Jaehyun langsung mengecup kedua kelopak mata Taeyong bergantian." jangan, jangan biarkan air matamu menetes, itu membuatku sakit. Cukup katakan iya, dan aku akan selalu ada untuk mu" dipeluknya tubuh mungil itu kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold [Jaeyong]
FanfictionJung Jaehyun, namja dingin berparas bak pangeran. 18 tahun menetap di Amsterdam hingga akhirnya ia kembali ke tanah kelahirannya, Seoul. Suatu hal terjadi ketika ia memasuki sekolah baru nya, Jung Jaehyun yang dikenal sebagai manusia es tersebut ter...