- Part 1 -

27 3 5
                                    

AERA POV

"Braaakkkk"

Aku mencari darimana suara keras itu berasal. Dan ternyata itu berasal dari meja Galen dkk.

"Hufttttt...selalu saja begitu" batinku

Ya...sekarang yang aku lihat adalah Galen dkk yang sedang membully si nerd itu, siapa lagi kalau bukan Yohan.

Aku hanya menatap jengah ke arah mereka semua. Tapi semakin lama, karena tidak tahan dengan kegaduhan yang mereka buat terpaksa aku menghampiri meja mereka.

"HHEEHH!!!!" kataku sambil mengebrak meja.

"Bisa gak sih lo pada gausah bikin ribut disini, ganggu tau nggak!!!" bentakku.

"Eh ada ayang bebeb nih, kangen yah ama aa" goda Galen.

"Apaan sih lo, najong ewhhh" kataku sambil merotasikan mata.

Entah hanya perasaanku saja atau apa sedari tadi Yohan hanya diam saja dan menatapku dengan tajam. Aku bergidik melihatnya entah kenapa dia sungguh menyeramkan bila seperti itu.

"Udah udah mending lo bubar deh dan biarin tuh si Yohan pergi" kataku.

Yohan menatapku sebentar lalu dia berlalu pergi tanpa sepatah katapun

||=||=||=||

YOHAN POV

'lagi dan lagi...selalu saja seperti ini' batin Yohan malas.

"Sekarang lo pesenin kita kita makanan buruan udah laper nih. Oh iya bayarnya pakek uang lu aja ya buruannn!!!" perintah Galen

Akupun hanya bergeming menahan emosi. Jujur saja aku sangat malas berurusan dengan mereka. Selalu saja mengangguku aku tak tau apa alasan mereka mengangguku.

Mungkin karena aku seorang nerd? Kacamata besar bulat serta baju yang selalu rapi dengan ukuran sedikit besar. Ya aku memang bernampilan seperti ini bila di sekolah.

"Braaakkkk" Galen mengebrak meja dengan keras.

"Lo ngerti nggak sih apa yang gue suruh?! apa lo nggak punya telingga budeg lo?! Hah?!" Bentak Galen

Aku hanya diam tidak berniat menanggapi perkataanya. Karena jujur saja sekarang aku sedang berusaha mengendalikan emosiku.

Tiba-tiba ada suara gebrakan meja dan itu cukup mengagetkannku. Ternyata itu adalah cewek populer seantero sekolah yah siapa lagi kalau bukan Aera. Aku hanya mentapnya malas.

Entah mengapa aku tak suka setiap kali melihatnya. Bagiku dia tak lebih dari gadis di luar sana, sama saja.

Aku memilih pergi tanpa memperdulikan ucapan mereka. Karena setelah ini adalah jam pelajaran pak toni guru ter killer di kalangan siswa.

||=||=||=||











Wkwkwk ceritanya gaje sekali:'v
Maapkan aing:')


Hah?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang