PROLOGG

119 5 0
                                    

"Nanti makan siang bareng aku ya?" kata seseorang pria pada teman gadisnya

"Maaf, nanti aku makan siang sama keluarga. Bunda barusan ngabarinnya" kata sang gadis tak enak hati

"Beneran?" tanya sang pria curiga

"Beneran kok, nih Bunda aku telfon lagi" kata sang gadis sambil melihatkan ponselnya pada teman prianya

"Ya udah kalau gitu. Jangan sampe kamu ketahuan bohong ya! Aku gak suka!" kata sang pria tegas

"Iya aku gak bohong" kata sang gadis dengan nada sedikit ketakutan

"Ya udah aku mau pulang dulu. Hati hati ya. Jangan lupa kabarin aku" kata sang pria pamit sambil mengacak rambut sang gadis gemas

"Iya kamu juga hati-hati" kata sang gadis sambil tersenyum menyembunyikan ketakutannya

Setelah melihat sang pria pergi meninggalkan kelas dan sudah tak terlihat, sang gadis bernafas lega dan duduk untuk menetralkan detak jantungnya yang berpacu begitu cepat karna ketakutan yang ia tahan

"Mau sampe kapan lo gini terus?" tanya teman gadis tadi yang sedari tadi diam

"Gak tau, tapi kali ini beneran ada acara keluarga kok gue" kata gadis tadi menjelaskan kebenaran pada temannya

"Walaupun beneran tapi lo kelihatan kalau ketakutan" kata teman gadis tadi

"Ketara banget ya? Kalau dia salah paham lagi gimana? gue takut" kata sang gadis khawatir akan apa yang terjadi padanya

"Gak banget sih, tapi gue tau aja lo lagi ketakutan" kata teman gadis tadi mencoba menenangkan temannya yang sedang ketakutan

"Semoga aja dia gak salah paham sama gue lagi" kata sang gadis sendu

"Gue udah bilang kan sama lo, jangan sembunyiin masalah ini lagi dari keluarga lo. Gue kasihan sama lo yang selalu ketakutan tiap harinya. Gue gak tega ngelihat lo kayak gini terus" kata teman sang gadis tadi sudah jengah dengan perkataan yang selalu ia ulang

"Gue gak mau keluarga gue khawatir, gue masih bisa nyelesaiin masalah ini sendiri" kata sang gadis dengan ragu

"Terserah lo mau make saran gue atau enggak, tapi menurut gue mending lo kasih tau masalah ini ke keluarga lo sekarang sebelum lebih parah lagi. Keluarga lo berhak tau tentang masalah ini" kata teman gadis tadi sambil bangkit dari duduknya

" Gue duluan, supir lo udah nunggu di depan kelas noh" kata teman gadis tadi sambil melihat laki-laki yang baru saja sampai di depan kelas mereka

Sang gadis tadi menoleh untuk melihat siapa yang datang. Dan dia tersenyum saat melihat laki-laki yang berdiri di depan kelasnya sambil tersenyum menenangkan. Saran dari temannya tadi terus saja terngiang di fikirannya. Apa dia harus melakukan saran dari temannya tadi? Tapi dia takut dengan resiko yang akan diterimanya nanti. Gadis itu tak sanggup melihat wajah lelaki yang berada di depan kelasnya itu menunjukkan raut sedih, kesal, dan marah. Itu terlalu menyeramkan. Tak hanya wajah lelaki yang berada di depan kelasnya saja yang akan berubah seperti yang ada di banyangannya tadi, tetapi kedua lelaki yang lain juga akan menunjukkan hal yang sama. Dan gadis tadi tak akan sanggup untuk melihatnya.

🎬🎬🎬

"Kamu beneran ada acara keluarga? Dari kemarin kamu selalu batalin janjian kita karna hal yang sama. Kamu gak lagi bohong kan?" tanya seorang gadis pada kekasihnya

"Udah berapa kali aku bilang ke kamu? Aku emang ada acara keluarga siang ini. Bunda aku yang ajak. Jangan kekanak-kanakan gini dong kamu" kata sang pria mulai kesal

"Aku bisa terima kalau kamu batalin janji kita sekali dua kali. Tapi ini hampir setiap kali kita janjian kamu selalu batalin mendadak" kata sang gadis kesal

"Terus kamu maunya gimana? Aku bakalan tetep pilih keluarga aku" kata sang pria teguh dengan pendiriannya

"Kamu tau gak sih aku tuh udah mencoba sabar sama kamu yang kayak gini, selalu batalin janji dengan alesan ngeterin adek kamu lah, nemenin Bunda belanja lah, bantuin Abang kamu lah. Aku udah cape kamu giniin terus. Selalu aja pake keluarga kamu buat alesan. Emangnya kamu kira aku apaan bisa kamu giniin? Aku tu pacar kamu yang juga butuh kamu disaat-saat tertentu. Tapi kamunya malah yang gak ada dengan alesan keluarga" kata sang gadis mengeluarkan isi hatinya

"Terus mau kamu sekarang apa?" Tanya sang pria singkat

"Kamu luangin waktu buat aku, sekali aja kamu milih aku daripada adik dan juga abang kamu. Jangan batalin janji seenak kamu" kata sang gadis mengutarakan keinginannya

"Bukannya aku udah bilang kalau kamu harus siap dengan segala hal yang terjadi untuk kedepannya? Aku udah bilang kan ke kamu sebelum kita pacaran kalau aku tetep meprioritaskan keluarga aku dari pada kamu? Dan kamu bilang gak masalah kan waktu itu? Terus sekarang apa?" tanya sang pria mencoba mengontrol emosinya

"Aku gak tau kalau segini parahnya kamu ngelakuin aku kayak gini" kata sang gadis frustasi

"Kita udahan aja ya.  Aku sayang sama kamu tapi aku lebih sayang sama keluarga aku. Dan sedari awal aku udah bilang ke kamu kalau prioritas utama aku itu keluarga aku. Maaf belum bisa bikin kamu bahagia. Aku pamit" kata sang pria sambil meninggalkan sang gadis dan tak memperdulikan teriakan si gadis

Baginya keluarganya itu nomor satu. Tak ada yang lebih penting dari pada keselamatan keluarganya. Makannya sebisa mungkin dia selalu ada untuk keluarganya. Baik itu untuk orangtuanya, Kakaknya, atau adik-adiknya. Sejauh ini memang tak banyak gadis yang bertahan berhubungan dengannya. Alasannya selalu sama, karena dia tak ada waktu yang cukup untuk jalan bersama. Tapi tak masalah baginya selama keluarganya bahagia, sehat, dan aman, kekasih bukanlah hal yang penting.

Mungkin memang benar jika dia terlihat jahat atau mempermainkan hati wanita. Tapi sungguh tidak ada niatan sedikitpun untuk menyakiti gadis-gadis yang menjadi kekasihnya itu. Bahkan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya barusan pun demi kebaikan gadis itu juga. Sungguh dia masih mencintai gadis itu, tapi keluarganya pun juga sangat ia cintai. Dia memutuskan gadisnya karna ia menyadari bahwa dirinya memang tak pantas untuk menjadi kekasih untuk gadis tadi. Gadis tadi berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dari pada dirinya.

Kaki pria itu berhenti di sebuah kelas gedung sebrang. Dia sedang menjemput adiknya untuk menghadiri acara makan siang bersama keluarganya. Ini merupakan hal yang paling ia nantikan, makan bersama bersama keluarganya di hari kerja. Dia tersenyum menatap sang adik yang tengah berbicara serius dengan temannya. Entah apa yang mereka bicarakan, dia masih menjaga privasi adiknya itu. Tak lama kemudian mereka mengakhiri pembicaraan mereka. Dan dia masih dengan senyumnya menatap sang adik.

"Jagain bener-bener ya temen gue" kata teman adiknya yang pamit duluan

"Pastilah, dia adek gua" kata Pria tadi sambil terkekeh

"Udah?" tanya Pria tadi kepada adiknya yang telah menghampirinya

"Udah. Ayok. Bunda sama Ayah udah di resto" kata sang adik sambil melihatkan pesan dari sang Bunda

"Ave sama siapa?" tanya sang pria menanyakan adiknya yang paling kecil

"Sama Bang Rakha udahan. Kita langsung kesana aja" jawab sang adik sambil berlalu

"Oke" kata sang pria sambil mengikuti langkah adiknya itu














































Yuhuyyyyyyyy cerita baruhhhh!

Sesuai permintaan kalian nehhhh, anaknya Ibu Elina dan Bapak Zafran punya book buat kisahnya masing masing. Dan book ini bercerita tentang kisah si kembarrr!!!

Siapa yang nunggu cerita ini publish?!!!!

Wkwkwk

Semoga kalian suka ya gaes sama ceritaku yang satu inii.

Selamat membaca!

Dan jangan lupa untuk votement

Love

El💞💞

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang