PROLOG

127 17 8
                                    

TIIIIIINNNNN!

Suara klakson panjang memberikan peringatan kepadanya. Hampir saja sebuah sepeda motor menubruknya jika tidak ada orang yang menariknya ketepi jalan.

"Gimana sih jalan gak bener banget tai! Untung gak ketabrak! Mabok ya lu? Dasar bocah!" Ujar si pengendara itu.

"Maaf, Pak"

Pengendara itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung berlalu.

"Kata aku juga apa, kamu pulang aku anterin. Ayo aku anterin"

Cewek itu melepaskan genggaman tangan dari cowoknya.

"Ngapain? Peduli? Hahahaha" Cewek itu tertawa sinis seraya tubuhnya masih sempoyongan.

"Aku kan sayang sama kamu, tentu aku peduli"

"sayang? Haha berani banget lo ngomong gitu!"

PLAAAKKK!

Cewek itu menamparnya dengan keras. Sontak membuat cowok itu refleks memegang pipinya yang terasa perih.

"Sekali lagi lo bilang sayang sama gue dan ganggu kehidupan gue, gak segan-segan gue bongkar kebusukan lo!" Ancamnya, lalu dengan sisa energinya dia melangkah berlalu.

"Lo berani sama gue?" Cowok itu mencegahnya.

"Heh inget ya, gue juga menyimpan banyak hal tentang lo! Seandainya gue sebarin, bakalan seru, bukan? Lo itu cuma cewek murahan, tau gak. Yang mau diajak kemana-mana dan mau diapa-apain. Cewek gak sadar diri lo!"

PLAAAAKKK!

Dia menamparnya kembali. Merasa telah ada yang menghina harga dirinya sebagai seorang perempuan, tentu dia sangat teriris hatinya, terlebih jika orang itu memakinya dengan kata kasar.

"COWOK BANGSAT, LO!" Ujar cewek itu.

PLAAAKKK!

Cowok itu justru malah menamparnya balik setelah dia mendapat dua tamparan.

Sementara cewek itu langsung memegangi pipinya yang terasa sangat perih dan menyakitkan hatinya, matanya berkaca-kaca.

"Ini salah satu kebusukan lo! Lo sangat kasar dan tempramen sama cewek! Lo emang gak pantes dibilang cowok, karena kelakuan lo banci dan kasar!"

Cowok itu menarik dan menggenggam dengan kasar tangan ceweknya.

"Lepasin! Lo mau ajak gue kemana lagi?"

"Kali ini lo gak bakal gue ampunin!" Ancam cowoknya.

Cewek itu berusaha melepaskan genggaman keras, namun energinya tak cukup untuk melawan.

BRRUUUUUKKK!

Seseorang tiba-tiba datang dan menghajar cowok brengsek tadi.

"Gemini? Lo gak apa-apa?" Belum sempat mendengar jawaban, dia lebih dulu memberikan cowok itu pelajaran, memukulnya tanpa ampun, dan berhasil membuat cowok itu tersungkur dihadapannya.

"Kalo gue sampe liat lo nyentuh cewek lagi dengan kasar, gak bakal dapat ampun dari gue"

Cowok itu mengerang kesakitan lalu berdiri dan menunjuk-nunjuk Gemini serta cowok super hero tadi "Awas ya kalian berdua. Terutama lo, Gemini!"

Dia menghela nafas lega setelah cowok yang dia habisi pergi.

"Lo gak apa-apa, kan? Apa ada yang terluka?"

Gemini, cewek yang tadi telah memasuki suatu party club dimalam ini, dia terdiam, masih merasa pusing efek dari minum-minumannya dan rasa sakit yang menerpa hatinya.

"Kenapa lo malah pergi ketempat yang seperti ini? Gue nyariin lo kemana-mana, disana mereka udah nungguin dan juga nyariin lo, Gemi"

"Lo. Ini gara-gara lo. Karena lo, gue harus seperti ini. Sebaiknya lo pergi jauh dari keluarga gue. Gue juga ingin hidup bebas tanpa ada paksaan dari pihak gue. Bilangin kesemua orang, gue gak butuh perjodohan bodoh ini!!!"

Leo terdiam. Dia mencerna baik-baik kata demi kata yang terlontar dari Gemini.

"Lo juga gak usah so' jadi pahlawan dihidup gue! Karena gue benci itu! Cowok gak tau malu!"

"Bagaimanapun juga, lo harus pulang dan gue wajib anterin lo. Gue gak mau terjadi apa-apa sama lo. Gue harus ngelindungin apa yang seharusnya gue lindungin"

***


Dimohon untuk tidak langsung menyimpulkan cerita nya setelah baca prolog, karena endingnya belum tentu akan sad atau happy:)
Ok, semoga kalian suka, ya:)

Suka? Vote dan koment nya janlup ya:)
Jatuh cinta sama pemerannya? Ikutin terus dichapter selanjutnya ya,

loppp.♥️

GeminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang