Hari berganti bulan dan tahun.
Semua berjalan seperti pada dasarnya semesta bergerak menelusuri waktu.
Entah pada apa, pilu terasa enggan untuk hilang beranjak dari tubuh ini.Pertanda apa ini? Bukankah yang aku tahu, hati ini selalu siap menerima?
Bahkan pada hal yang terburuk sekali pun.Aku menduga mungkin semua ini terjadi, karena aku terlalu untuk berharap padanya sedari kemarin.
Kala waktu itu memang hati ini semena-mena pada dia yang menuntut kebahagiaan.Yahh, maklum saja.
Terlalu lama tak menemukan yang layak untuk diperjuangkan, bisa membuat siapapun menjadi arogan untuk mempertahankannya.Hingga mendekati pada akhir sebuah fase harus menentukan. Dia pantas atau bukan. Dia yang diharapkan selama ini atau hanya menjadi hal yang biasa saja seperti dulu-dulunya.
Sekedar suka dan kagum, lalu kemudian tanpa rasa bersalah pergi begitu saja.Jawabannya,
Masih banyak yang perlu dibuktikan lagi, ntah itu harus menunggu waktu kembali atau membiarkan berharap kuasa Tuhan beserta dengan misteri selanjutnya.Entah lah, yang jelas saat ini. Aku menikmati setiap proses penaklukan hati antara dua insan nurani yang saling mengisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meluluhkan Ambisi Yang Meragu
PoetryBukan tanpa alasan setiap manusia memiliki ambisi, demi mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Namun terkadang setiap langkah yang diambil atau dijalani akan timbul hal - hal yang menghambat maupun menghalangi. Berikut daily dan beberapa puisi kehi...