Arka tersenyum melihat Adam yang meringis kesakitan.
Lisa segera pergi dari situ, baru hari pertama sudah seperti ini pikirnya.
"Rasain bahahah! Udh gua bilang lepasin" Tawa arka yang berjalan menuju tangga.
▂ ▃ ▅ ▆ █ *Ωᴜʀ ᴠɪsɪ ΔΠᴅ ᴍɪsɪ* █ ▆ ▅ ▃
"Mau lu apa?" Zarsad duduk di atas motornya dan rose duduk manis di dalam mobil kesayanganya. Butuh waktu beberapa bulan tabungannya cukup untuk membeli mobil ini."Lu masih sayang sama jisoo?" Rose menatap kosong ke depan.
"Iya. Tolong biarin gua bahagiain dia kaya dulu, gua janji gak bakal ngulangin kejadian yang dulu." Yakin Zarsad. Belakang sekolah masih sangat ramai banyak ekskul yang di adakan pada sore hari. Zarsad pun datang karena dia akan mengikuti ekskul sesukaanya karate.
Rose mengangguk menghidupkan mobilnya. "Gue kasih waktu seminggu buat lu ngeyakinin jisoo." Rose menutup kaca mobilnya dan berlalu.
"Memang siapa dia? Emak jisoo. Cih" zarsad menghidupkan motornya dan masuk ke halaman sekolah.
Tin! Tin!
"Woy nguping wae!!" Teriak zarsad menemukan teman temanya di balik pagar sekolah.
"Penasaran elah." Arka menggaruk tekuknya.
"Jadi gimana sad?" Tanya Rando mendekat ke zarsad yang memarkirkan motornya.
"Taulah. Yang penting gua lagi cari cara biar si rose itu kagak ganggu gua sama jisoo." Kata zarsad sambil mengacak rambutnya frustasi.
Brummm brummm
Kelima cogan itu menengok ternyata musuh mereka juga datang sore ini.
Adam turun dari motornya berlalu tanpa sekali pun menoleh ke arah mereka. Begitu pun yang lainya.
"Zarsad! Kemari!" Zarsad menoleh itu pak Billy pelatih basket berkacak pinggang. Zarsad bingung kenapa dia yang di panggil ada masalah apa lagi. Dengan lunglai zarsad mendekati pak Billy. Yang lain mengikuti zarsad dari belakang.
"Kenapa pak." Tanya zarsad menyandarkan tubuhnya di tembok.
"Saya mau kamu pilih 2 temanmu untuk latihan basket hari ini. Saya juga sudah memberi tahu adam. Sekolah kita akan mengadakan lomba dengan sman 78 saya tidak mau bantahan! Lima menit saya tunggu di lapangan basket." Pak Billy sukses membuat mereka menganga.
"Arka." Arka menoleh dan tersenyum miring dia akan satu tim dengan musuhnya.
***
"Arka kenapa kamu melakukan kesalahan illegal use hand? Kita ini hanya latihan jangan emosi saya tau kalian ini sedang tidak berteman! Harap mengesampingkan ego kalian!" Ceramah pak Billy frustasi melihat Adam dan arka di ambang emosi.
Gingga mengulurkan tangannya untuk membantu Adam berdiri. Danil menghampiri Adam.
"Wah pak ini harus di berikan hukuman!" Teriak Amil yang duduk di bangku penonton tidak terima.
"Salah Adam lah dia kagak bisa menghindar gitu ae!" Balas Candra yang ada di seberang.
"Diam lu Curut!! Gua gak ngomong sama lu njing!" Sahut Amil lagi.
"Candra! Amil! Saya akan menghukum kalian jika terus memperpanas keadaan."
"Latihan hari ini selesai besok kalian datang lagi. Saya tidak mau kalian membuat banyak kesalahan seperti sekarang! Paham?" Lanjut pak Billy.
"Paham!" Jawab mereka serempak.
Juna terkekeh melihat abangnya jalan terseok Seok.
"Abang sakit malah di ketawain. Adek biadab!" Adam menjitak kepala Juna.
Tak tak tak (anggep aja suara sepatu)
Mata Adam bertatapan dengan mata arka mengisyaratkan kebencian yang sangat besar. Arka tersenyum miring pergi dari lapangan basket.
***
"Lu yakin mau ngelanjutin rencana ini?"
"Udah lu yakin aja."
"Lu udah kirim apa yang gua suruh?"
"Udah semua nya gua kirim termasuk Amang yang jualan."
"Yaudah gua siap siap ke rumahnya pastikan kgk ada yang ganggu gua sama dia."
"Siap."
Tit... Cowo itu mematikan telponnya dan bergegas naik kendaraanya menuju ke tempat yang di maksud senyum tidak pernah pudar dari wajah tampanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpisah Itu Mudah✓
Random┌━─━─━─━─━─━─━─━─━─━─━─┒* *❰ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ҈͜͡━█▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀█* *❰ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ҈͜͡━▉ ada pertemuan ada *❰ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ҈͜͡━▉ perpisahan bukan? *❰ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ҈...