5

78 1 0
                                    

"Lu yakin mau ngelanjutin rencana ini?"

"Udah lu yakin aja."

"Lu udah kirim apa yang gua suruh?"

"Udah semua nya gua kirim termasuk Amang yang jualan."

"Yaudah gua siap siap ke rumahnya pastikan kgk ada yang ganggu gua sama dia."

"Siap."

Tit... Cowo itu mematikan telponnya dan bergegas naik kendaraanya menuju ke tempat yang di maksud senyum tidak pernah pudar dari wajah tampanya.

▃ ▅ ▆ █ 🌺🌺🌺🌺🌺█ ▆ ▅ ▃


Tok tok tok

"Bentar!"

Cklek

"Lah kok gak ada siapa siapa?"

"Ini apa." Cewe itu masuk sambil membawa sebuah bunga dan coklat di tanganya.

"To: Jisoo Sweetheart. Aku minta maaf buat kejadian yang dulu, aku mau kita balik seperti dulu. Aku harap kita bisa bersama sama membangun hubungan baru. Siapa ya?" Yah, yang mendapatkan kiriman bunga dan coklat itu tidak lain adalah jisoo.

Tok tok tok

"Siapa lagi sih ah!" Jisoo menaruh bunga dan coklat tersebut di atas meja dan segera kembali ke pintu depan.

Cklek

"Pergi."

"Tidak tunggu! Gua cmn mau jelasin sesuatu sama lu."

Akhirnya jisoo mengalah dan membuka pintunya. Berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang.

"Udh terima coklat sama bunga dari aku?"

"Gausah sok deh lu udh gue buang! Lima menit."

"Okey okey lima menit.Kita salah paham. Aku dulu ninggalin kamu karena mamah sakit perlu ke Singapura buat pengobatannya."

"Terus hubungannya sama gue?"

"Aku mau kita balik kaya dulu. Aku gak bisa sama cewe lain selain kamu. Hati aku udh sama kamu." Zarsad menggenggam tangan jisoo.

"Apa sih lepas. Gue udh muak liat muka lo!"
Jisoo memberontak di genggaman zarsad.

"Lepas." Suara cowo yang baru saja keluar dari lift menyusul ke tempat kegaduhan terjadi.

"Apa urusannya sama lu?!" Zarsad melepas tangan jisoo dan melihat Juna dengan santai.

Bugh

Bogem mentah zarsad dapatkan dari Juna.

"Pergi lu. Budek ya kgk denger kata nih cewe udh muak liat muka lu?" Juna bersender di samping pintu apartemen jisoo sambil memasukan tanganya di saku.

"Apa urusannya sama lu?!" Zarsad bangkit dan hendak memukul Juna. Tapi tanganya tertahan. Dia menoleh dan mendapati jisoo yang menahan tanganya.

"Dia pacar gue. Pergi." Kata jisoo dingin menatap tajam mata zarsad. Juna melongo mendengar pernyataan dari jisoo.

"Tapi..."

"Pergi!!" Bentak jisoo. Zarsad dengan perasaan yang berkecamuk pergi dari tempat itu. Melayangkan tatapan membunuhnya ke arah Juna yang tersenyum miring.

Juna tersadar dan menoleh ke arah jisoo yang menatapnya tajam. Dengan susah payah Juna meneguk salivanya.

"Gue cmn bercanda. Pergi lu."

Jisoo masuk sambil membanting pintu.

"Eehh!! Aw! Aw!!" Juna meringis ketika tanganya terjepit pintu.

"Eh sorry sorry!" Jisoo kembali membuka pintu. Dengan panik menarik tangan Juna dan meniupnya. Juna terpana dengan kecantikan jisoo diam dan tersenyum memandangnya. Jisoo sadar lalu melepas tangan juna dari genggamanya.

"Aw! Sakit elah!" Ringis Juna Lagi kembali ke alam nyata. Jisoo berbalik dan kembali sambil membawa bunga dan coklat dari zarsad.

"Buat gua? Makasih." Saat Juna ingin mengambilnya dengan sekali lempar Bungan dan coklat itu masuk ke dalam bak sampah.

"Sampah. Jangan di makan." Jisoo masuk dan terdengar engsel pintu yang terkunci.

"Kata lu bercanda? Tapi gua gak bakal nyerah bikin ini jadi kenyataan." Juna tersenyum berlalu dari situ sambil meniup jarinya.

🌺🌺🌺🌺🌺

Ceklek

"Kenapa jari lu merah? Di emut sapa dh?"

Juna mendengus mendengar tuduhan dari Adam abangnya. Apartemen mereka sebenarnya berada di pojok dekat apartemen jisoo. Selama mereka tinggal Juna tidak pernah sekali pun melihat jisoo tinggal di apartemen dekat tempatnya.

"Kejepit pintu sama bidadari." Juna tersenyum masuk ke dalam kamarnya.

"Gila karna cinta." Adam menggelengkan kepalanya lalu fokus memainkan psnya.

Berpisah Itu Mudah✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang