Yeonjun Tukang Modus

184 35 9
                                    

Gue lari-larian buat sampe uks, pikiran gue cuma tertuju sama kondisi Soobin.

Setibanya disana gue buka pintu uks dan liat ke ruangan cukup luas itu ada Yeonjun lagi ngebaring di kasur tengah.

Sambil ratain poni rambutnya lalu ditiup dan diratain lagi lalu ditiup lagi dengan asiknya.

Gue dengus males, niatnya mau balik lagi aja ke kelas tapi liat itu cowok meringis kesakitan gitu---- gue nggak tega.

"Masih sakit?" kata gue jalan hampirin Yeonjun buat tu cowok tersentak lalu noleh ke arah gue.

Yeonjun angkat sebelah alis lalu ngegumam. "Lumayan"

Gue berdiri disamping Yeonjun yang ngebaring lalu gue narik kursi deket nakas dan duduk disebelah orang ini.

"Uhm..."

"Nyariin Soobin?"

"Eh"

Gue ngerjap, basahin bibir bawah sambil liat Yeonjun gerakin kepala nyari posisi nyaman di bantal.

"Dia dibawa klinik, lo kalau mau nyari tau kondisi Soobin bukan disini, disini cuma ada gue" jelasnya.

Gue ngedeham dan ber-o ria, abis itu gue berdiri lagi dengan ekspresi dingin, pergi dari hadapan Yeonjun.

Samar gue denger suara Yeonjun ngehela berat.

"Disini nggak ada es batu ya? Gue ke kantin sebentar, tangan lo memar"

"Hah?" Yeonjun langsung duduk dengan wajah melongo.



*****

Gue jalan dari kantin sambil bawa plastik yang isinya es batu.

Keadaan sekolah udah nggak sericuh tadi, gue juga nggak tau masalah si kakak kelas pisau tadi jadinya gimana, gue nggak berani nanya apapun.

Gue cuma ngelangkah masuk uks dan nemuin dokter uks disana lagi meriksa keadaan Yeonjun.

"Disebelah mana yang sakit Jun?" tanya dokter itu.

Yeonjun nunjuk tubuhnya sembarangan. "Ini" katanya nunjuk telinga terus geleng-geleng. "Bukan deh, yang ini" katanya lagi nunjuk lobang hidung.

Emang dasar anak kurang ajar.

"Ck, om serius. Bilangin bapak lu juga nih ya!" omel dokter dengan muka galak buat Yeonjun cengengesan.

"Santai lah om, kagak sakit" kata Yeonjun sambil meringis kecil.

Gue naruh es batu dinakas buat dokter itu sama Yeonjun noleh ke gue, gue hanya bungkuk sopan didepan dokter.

"Loh Reya?"

Gue meringis dan canggung. "iya om Jin"

"Kamu nemenin nih bocah?" katanya nunjuk Yeonjun.

Gue angguk dan senyum kecil. "Iya"

Tapi entah bener atau nggak setelah ucapan gue barusan, Yeonjun duduk tegak dan belalakin mata dengan raut wajah berubah sedikit---- merah.

Dokter Jin angguk-angguk dan kembali meriksa keadaan Yeonjun, ngeliat ada biru lebam di sudut bibir kanan cowok itu.

"Uhm... Om"

"Ya?" dokter Jin noleh ke gue.

"Om tau nggak, uhm.. Soobin... Gimana keadaannya?" tanya gue sedikit gugup.

Yeonjun mutar bola mata males.

"Oh Soobin? Nggak tau Rey, nanti om tanyain ke pihak sekolah yang bawa dia ke klinik"

CAT AND DOiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang