"midam. jangan gini. seobin nggak pernah ngebolehin kamu nangis kan?"
"tapi seobin nggak pernah bilang dia mau pergi."
wooseok kewalahan. dia bener-bener pingin manggil seobin balik buat nenangin midam yang nangis terus.
wooseok juga nggak bisa terus terang. yang ada bocah ini malah ngadu ke mamanya atau pingsan di tempat.
"seobin cerita ke aku waktu dia main ke rumah."
"kamu orang yang ceria. kamu suka telpon dia lewat telepon kaleng kamu. setiap dia suntuk sama kuliahnya, kamu selalu telpon dia, ngajak dia ngobrol. dia bilang kamu yang bikin dia selamat dari kegilaannya."
"tapi seobin nggak pernah janji bakal selalu ada buat kamu, kan? maafin seobin ya, midam. seobin pasti nggak berniat kaya gitu. seobin cuma nggak mau kamu nangis."
midam sedikit terisak, "tapi dia buat aku nangis. aku janji nggak kambuh lagi, aku janji sembuh! tapi seobin harus balik..."
wooseok menepuk pundak midam, berusaha menenangkannya. surat yang ditulis buru-buru seminggu yang lalu oleh seobin diselipkan di tangan midam.
"ini surat seobin buat kamu. dibaca ya. jangan nangis lagi, nanti aku dimarahin seobin."
midam mengangguk. dilihatnya lagi surat yang memiliki gambar mawar di depannya.
untuk lee midam, bintangku.
Telepon Kaleng, 2019
anak gantengku lagi jalan-jalan hehe
ada yang kangen dia?cr. twitter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telepon Kaleng. [✔]
Fanfiction"Kamu nggak akan pergi, kan? Kamu sudah janji." ©yellow-postitgirl 2019