Collapsed (1/2)

7.9K 603 29
                                    

Deras air hujan yang sempat berhenti dua jam lalu, malam ini kembali mengguyur di beberapa titik wilayah Korea Selatan. Hawa dingin kian melingkupi kota Seoul kala angin berhembus semakin kencang. Penghangat ruangan dan baju berlapis pun tidak mampu menghangatkan Jisoo.

Jelas saja, wanita itu sedang dalam suasana hati yang kacau. Mendadak dia bertindak bodoh. Apa fungsi dari menyalakan penghangat ruangan dan memakai pakaian berlapis kalau yang dia lakukan saat ini adalah berdiri di balkon dan membiarkan air hujan membasahi bagian depan tubuhnya?

Dia bergeming. Memandang hampa jalanan kota yang sepi. Toko-toko yang biasanya masih buka, malam ini pemiliknya serempak menutup gerai lebih awal. Sudah ada pemberitahuan, bahwa sebentar lagi listrik di penjuru kota dipadamkan. Seoul pun layaknya kota mati.

"Kamu tidak melihat berita? Malam ini akan ada badai."

Air mata Jisoo turun. Beruntung air hujan meluruhkan air mata itu. Sehingga lelaki yang berdiri di ambang pintu balkon tidak melihat tangisnya.

"Jisoo, ayolah! Aku tahu kamu suka hujan, tapi tidak begini juga. Kamu bisa sakit. Biar aku ingatkan, seminggu lagi kita menikah."

Jisoo menghembuskan napas perlahan. Berbalik dan menatap ke arah calon suaminya, Cha Eunwoo. Bibir mungil Jisoo yang bergetar melengkungkan senyum. Mendustai hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Aku ingin mandi air hangat," katanya mulai melangkah ke dalam.

Langkahnya terhenti begitu televisi yang sedari tadi menyala, menayangkan sebuah berita dengan headline yang membuatnya mematung. Jantungnya mendadak memacu dengan cepat. Kepalan tangannya menguat. Matanya terpaku lurus pada layar televisi.

"Reporter Jung Jaehyun, bisakah Anda mengabarkan kondisi di lokasi?"

"Ya, Penyiar Oh. Saat ini, seluruh penumpang dan kru Kapal Feri Gyongi yang tenggelam sudah berhasil dievakuasi. Nakhoda Kapal Gyongi, yaitu Kapten Lee Taeyong, mengalami luka-luka ketika menyelamatkan seorang anak yang terjebak di salah satu kabin. Sesuai dengan prosedur, nakhoda diharuskan berada di posnya ketika bencana datang dan Kapten Lee sudah memastikan tidak ada seorangpun tertinggal di dalam kapal yang tenggelam. Tim penyelamat juga sedang memastikan hal itu, Penyiar Oh. Selain Kapten Lee, tidak ada penumpang maupun kru yang terluka."

"Apakah Anda bisa mengonfirmasi bahwa posisi tenggelamnya Kapal Gyongi sama persis dengan posisi tenggelamnya Kapal Sewol yang menewaskan 304 jiwa di tahun 2014 silam?"

"Ya, benar, Penyiar Oh. Saat ini, saya berada di dekat Selat Maenggol yang memiliki aliran arus kuat. Tempat yang sama, yang menenggelamkan Kapal Sewol di tahun 2014. Mirip dengan yang terjadi pada Kapal Sewol, Kapten Lee menjalankan Kapal Gyongi dari Pelabuhan Incheon setelah peringatan badai dicabut oleh Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai. Serta sudah dipastikan kapal dalam kondisi siap untuk berlayar. Tetapi kap—"

One-Two Shot Stories: A Collection | Jisyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang