Sense And Sensibility (1/2)

5.8K 585 52
                                    

Seorang wanita bersurai pendek sedang berkacak pinggang di depan pria yang terduduk di balik meja kerja. Pria itu tidak peduli sama sekali dengan panggilan berkali-kali yang terlontar dari bibir sang wanita. Pria itu, Lee Taeyong. Wanita di depannya adalah Lee Eunha, istrinya.

Well, siapapun yang melihat mereka jalan bersama pasti tidak akan pernah mengira kalau mereka adalah pasangan suami istri. Usia mereka terpaut 10 tahun. Eunha masih duduk di bangku kuliah dan terlihat sangat muda. Sedangkan Taeyong adalah CEO perusahaan multi bisnis sukses dan terkenal. Pun dari segi kematangan usia, Taeyong terlihat jauh lebih dewasa pemikirannya dibanding Eunha. Karena itu, mereka sering berdebat bahkan untuk hal-hal yang tidak semestinya diperdebatkan. Dan perdebatan selalu berakhir dengan Taeyong yang mengalah.

"Aku benar-benar tidak mengerti sampai sekarang, tipe wanita seperti apa yang kau inginkan?" Eunha menunjuk Taeyong kesal. "Ini wanita ke lima puluh yang aku bawa. Kau harus tidur dengannya. Titik."

Ya, anggap saja Eunha sudah gila. Alih-alih memenuhi hak Taeyong sebagai suaminya, wanita itu justru menyuruh Taeyong meniduri wanita lain untuk mendapatkan momongan.

Bukan tanpa alasan. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan. Orangtua Taeyong memiliki hubungan dekat dengan keluarga besar Eunha. Tidak hanya hubungan persahabatan dengan kedua orangtuanya, tetapi juga hubungan bisnis yang saling menguntungkan dengan kakeknya.

Percayalah, mereka sudah mencoba segala cara untuk menggagalkan perjodohan itu. Sayangnya, keluarga mereka kukuh menyatukan Taeyong dan Eunha dalam ikatan suci. Jadilah pernikahan mereka tidak berlandaskan cinta, melainkan paksaan.

Hal itu juga menjadi salah satu alasan mereka enggan melakukan hubungan seksual. Selain itu, Eunha tidak ingin hamil di usianya yang masih sangat muda. Ia mendamba kebebasan. Masih menggemari dunia malam. Di saat keluarga mereka sudah menginginkan kehadiran bayi. Menanti bakal penerus bisnis keluarga.

Akhirnya, Eunha memilih mencari wanita yang mau melahirkan bayi untuk mereka. Dia bersikeras darah Taeyong harus mengalir di tubuh bayi itu. Pikirnya, resiko dari tindakan mereka tidak akan sebesar jika mereka mencari anak angkat. Setidaknya rupa bayi itu mirip dengan Taeyong. Dan kalau skenario terburuk terjadi—mereka ketahuan—keluraga mereka tidak mungkin tega mengasingkan darah daging Taeyong.

"Berhenti mencari untukku. Aku sudah bilang akan menemukan wanita yang tepat untuk melahirkan anakku," kata Taeyong santai tanpa mengalihkan tatapan dari berkas di hadapan.

"Kau sudah mencari berbulan-bulan. Sekarang mana hasilnya?!" Eunha menghentakkan kaki semakin geram. "Kau tahu, ibumu memberiku banyak suplemen penyubur rahim? Bahkan dia berkali-kali mengajakku periksa ke dokter kandungan. Aku tidak tahan!"

Helaan napas Taeyong terdengar kasar. Bukan hanya Eunha yang kesal. Bukan hanya Eunha yang lelah. Taeyong pun sama. Dia ingin hidup bahagia. Bukan didesak sana-sini.

"Aku akan membawa dia masuk. Kalau kau tidak menyukai wanita ini, aku bersumpah akan mengawinkanmu paksa dengan seekor sapi!"

Taeyong memutar bola mata jengah. Terserah. Persetan dengan rajukan Eunha. Ia tidak ingin meniduri sembarang wanita. Keturunannya harus dari seseorang yang berkualitas. Bukan penjaja seks.

Dia kembali berkutat dengan berkas-berkas. Tak selang lama, bunyi langkah high heels Eunha kembali memenuhi ruangan. Lagi-lagi Taeyong menghembuskan napas kasar.

Eunha membawa seseorang di belakangnya. Sesaat Taeyong tidak bisa melihat orang itu dengan jelas. Hingga Eunha berhenti melangkah dan menggeser tubuhnya. Memperlihatkan seorang wanita yang membuat Taeyong diam mematung detik itu juga.

Netra wanita itu terlihat sedikit melebar, balik melihat Taeyong. Mungkin sama terkejutnya dengan Taeyong.

"Namanya Kim Jisoo."

One-Two Shot Stories: A Collection | Jisyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang