"Kenapa lagi Ra?" ucap Aksa setengah panik kemudian memeluk Lara dengan kasih sayang yang tiada tara.
"G-gw ka-ngen dia." ucap Lara setengah terisak.
"Cuman ini yang bisa gw kasih ke elo Ra! Cuman pelukan hangat, bukan cinta, atau apalah itu. Gw terlalu lemah buat bisa dapetin hati lo." balas Aksa yang berkali kali mengelus dan mengecup puncak kepala Lara.
"Plis bantuin gw," isak Lara dengan tubuh yang sudah bergetar.
"Apa?" jawab Aksa dengan lembut yang membuat siapa saja meleleh akan ucapan Aksa.
"Buat gw jatuh cinta sama lo." jawab Lara yang semakin mengeratkan dekapan Aksa.
"Gw terlalu lem-"
"Co-wok brengsek aja bi-bisa buat gw kayak gin-i! A-palagi lo Ak. Gw percaya lo bis-a." ucap Lara setengah terisak yang sekarang sudah memegang erat jemari tangan Aksa yang lembut.
"Gw janji Ra. Gw bakal berusaha semaksimal mungkin buat dapetin hati lo dari cowok brengsek itu." ucap Aksa lalu melepaskan pelukannya, memegang kedua pipi Lara, dan..
Cup..
Memberi kecupan hangat di kening Lara, kemudian ia memeluk tubuh Lara lagi ke dalam dekapannya dengan possesive.
"Gw janji Ra..."
⏰⏰⏰
Cerita yang diringkas secara apik dengan bahasa puisi. Menceritakan tentang Lara yang tak mampu kehilangan sosok masa lalunya. Dan tentang penyuguh kopi yang setia menemani Lara di masa depresinya. Siapa lagi kalau bukan Aksa.
Akankah hati Lara luluh dengan Aksa yang sudah berjuang mati-matian untuk mendapat hatinya? Atau malah tetap setia mencintai mantan Lara yang secara kasar bisa dijukuli dengan 'cowok brengsek'?
Ikuti cerita ini terus ya.. Semoga suka :)
KAMU SEDANG MEMBACA
MACHIATO ✔
Teen Fiction"Daripada singgah namun akhirnya pergi, lebih baik tak usah datang kemudian menyakiti." -Lara Itu adalah puisi Lara kepada cinta pertama yang sekarang sudah berstatus mantan. "Daripada diam tak bergeming, lebih baik lihat kebelangmu. Ada aku disana...