In The Name of Stars

404 47 4
                                    

Starfall

BTS Fanfiction - Twoshot

Sugarcypher © 2019

*

*

*

Written because of this girl : adorabletrash_ ♡ [ now if you see this, i just wanna say that i miss you. i'm still waiting to your text or any kinda but i know; you're busy. it's just me, myself, who feel alone :') miss you, buddy ]

*

*

*

Hoseok berteriak karena tiba-tiba seseorang menarik tangannya memasuki sebuah terowongan tak terpakai di tengah hutan belantara. Lalu yang menariknya malah menunjukkan ekspresi berlawanan dengan Hoseok— ia yang bernama Jungkook sedang tertawa kuat kala melihat tampang lucu sahabatnya itu.

"Jungkook-ie..." Hoseok gemetar saat memanggil nama itu.

Yang dipanggil malah tak henti-hentinya menertawakan. "Apa, hyung? Jangan takut, di sini 'kan ada aku. Kau tak sendiri."

"Sama saja! Aku yang takut gelap malah kau bawa ke tempat seperti ini. Kau ingin melihatku sengsara?!" Hoseok berteriak sambil menutup mata.

Tawa Jungkook semakin menggema. "Kalau begitu buka dulu matamu! Malah semakin gelap kalau kau tutup begitu. Ayolah, di sini tak terlalu gelap."

Tangan Jungkook terus terhubung dengan Hoseok karena hyung-nya itu yang masih menutup kedua matanya— enggan melihat keadaan sekitar. Padahal di sana ada penerangan dari bola lampu yang memang sedikit remang-remang. Jungkook berusaha meyakinkan Hoseok bahwa di sini tak terlalu buruk. Terowongan itu dulunya menjadi salah satu perlintasan kereta api, namun sudah lama tak terpakai. Bahkan di dalamnya masih ada rel yang begitu saja dibiarkan.

"Aw!" Hoseok berteriak lagi karena kakinya tersandung batu kerikil yang cukup besar.

"Tuh, kubilang juga apa, cepat buka matamu!" Jungkook tersenyum melihat ekspresi ketakutan Hoseok.

Terdengar helaan nafas dari pemuda keluarga Jung itu. Ia masih kuat memegang tangan Jungkook— untuk melawan rasa ketakutannya. Lalu ia berhenti, terdiam sejenak. Mereka tepat di tengah-tengah terowongan.

"Aku tak akan memaafkanku jika ini membuatku pingsan nantinya." Hoseok berkata serius (dengan mata yang masih tertutup).

"Iya, iya, aku paham. Lagipula aku bisa menggendongmu kembali ke rumah jika itu terjadi." sahut Jungkook dengan tenangnya.

"YA! Bukan begitu maksudku—"

Jungkook tertawa lagi. "Iya, hyung. Aku bersumpah ini tak akan mengecewakan, sekali saja lawan lah rasa takutmu."

Hoseok mendecih. "Kau pikir ini mudah? Aku lebih memilih menari sepanjang hari di tempat umum daripada melakukan hal semacam ini."

"Kalau itu jangan ditanyakan lagi. Aku sudah tahu kau pandai menari, jangan berlagak sombong."

"Bukan sombong— ah, kenapa kau selalu membuatu kesal, Jeon Jungkook!"

Kekehan Jungkook menggema sepanjang terowongan. Rautnya bahagia sekali saat Hoseok belum juga berani membuka mata itu. Keringat dipelipisnya tak henti-henti mengalir— Hoseok ketakutan sekali. Terkutuklah Jungkook malam ini, batin Hoseok.

"Aku hitung, ya. Kau harus membuka mata. Satu—"

"Tunggu dulu!"

"Dua—"

starfall [hopekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang