hidupku yang pahit

2 0 0
                                    

Hampir setiap hari aku di bully oleh mereka ingin mengubah takdir namun bagaimana caranya?

"Ma aku berangkat ya!"
"Eh eh kan sekarang hari Minggu"
"Jualannya keliling ma"
"Oh ya sudah kalau begitu" jangan pulang malem lho"
"Iya ma"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

"Gorengannya Bu pak"
"Hey Kiran"
"Eh kakak hai kak"
"Kamu lagi ngapain?"
"Lagi jual gorengan kak"
"Oh mau kakak bantuin gak?"
"Gak usah kak takut ngerepotin lagian kakak sibuk kan?"
"Sibuk apaan orang lagi santai"
"Kakak lagi olahraga kan?"
"Iya tapi kakak mau bantuin kamu dulu, bentar ya Kaka panggil temen temen kakak dulu"
"Eh gak gak usah"
"Gak apa apa.. guys sini!! Bantuin Kiran yu"
"Siap mbak haha" ujar teman temannya

Kakak kakak ini baik sekali aku gak tau lagi harus dengan apa aku membalasnya :(

"Ya udah ayo keliling" ujar kak dinda
"Iya kak"

"Gorengan... Gorengan.... Gorengan di beli pak bu"

Mereka bertiga datang lagi menggangguku..

"Hey guys liat tuh si anak kampungan yang gak bisa sekolah" ujar Sasha
"Eh tapi ko ada kak dinda sama temen temennya sih" ujar Laila khawatir
"Jangan sekarang deh waktunya gak tepat" ujar kia
"Udah kalian gak usah takut ayo"
"Eh tapi sa.." ujar kia
"Ya udah lah ayo ikut" ujar Laila

"Eh ada Kiran" nada mengejek
"Ya sa? Sasha mau beli?"
"Bole aku ambil semua oke"
"Hah? Alhamdulillah" awalnya senang namun....

"Sini!!" Sasha merebut
"Eh?"

Sasha menjatuhkan semua gorenganku... Aku kesal dan sangat marah pada saat itu aku tidak tahan lagi dengan sikapnya..

Aku terkejut...
"Eh kamu ngapain sih? Katanya mau beli ko malah di tambahin sih?" Sambil mendorong Sasha
"Apaan sih lu ngajak ribut sama gue"

Kak dinda dan teman temannya melihatku bertengkar dengan Sasha.

"Eh eh ada apa ini?... Astagfirullah Sasha!!"
"Apaan sih?"
"Kamu ngapain lagi hah? Belum puas ya hukuman kemarin?"
"Apaan sih kak itu tuh bukan salah aku"

Mereka berdebat sedangkan aku menangis. Kak Siti dan kak Vins memeluk ku dan menenangkan ku.

"Kamu itu sama Kiran?"
"Dih ngapain iri aku punya segalanya kak"
"Kalau begitu kenapa kamu membully Kiran terus?"
"Yah terserah aku dong hidup hidup aku"
"Terserah kamu lah kalau kamu masih mengganggu Kiran kamu berhadapan dengan aku!"
"Apaan sih kak? Gak jelas haah"
"Sana pergi jauh jauh!!"
"Dih marah marah mulu"

Setidaknya masih ada yang membelaku aku masih menangis, menangisi hidup ini yang begitu pahit. Hampir setiap hari aku merasakan kejadian yang sangat pahit.

Aku ingin bahagia dan aku pun berhak bahagia...

"Kita anterin Kiran pulang!"
"Ya Din" ujar kak siti
"Ayo Kiran" ujar kak dinda

"Kak aku turun disini aja deh"
"Eh kenapa?"
"Aku mau ke rumah kak Caca aku mau belajar"
"Oh ya udah.. eh tapi bentar ini kakak ada sedikit rezeki semoga membantunya. Sekalian ini gantiin gorengan kamu yang tadi jatuh"
"Eh kak gak usah bukan salah kakak ko"
"Gak apa apa ambil aja"
"Alhamdulillah terimakasih kak"
"Iya sama sama"
"Duluan ya kak"
"Iya hati hati ya"

"Assalamualaikum!! Kak Caca!"
"Waalaikumsalam, eh ayo masuk"
"Iya kak"

Aku belajar bersama kak Caca dan teman temanku yang sama sepertiku dari jam 2 siang sampai jam 3 cuman satu jam namun itu sangat berharga.

Satu jam kemudian..

"Eh na? Kamu masih belajar ini kan udah satu jam"
"Hhe nanggung kak"
"Ya udah kalau mau pulang panggil Kaka ya"
"Iya kak"

Teringat kejadian tadi pagi.. aku merenung merasakan pahitnya hidup ini. Rasanya sangat perih seperti ada yang menusuk nusuk. Tangisan mulai mengalir karena tak tahan lagi untuk menampungnya. Hidupku memang susah tidak bahagia namun aku mencoba tuk bahagia meski sebenarnya tidak.

Hanya ingin bisa bersekolah itu sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang