~1

24 8 3
                                    

Hari ini, kepindahan ku ke Yogyakarta.
Tak ada yang berubah sejak awal tujuan ku disini. Mencari ketenangan, di sebuah desa yang terbilang cukup jauh dari pusat kota.

15 tahun aku hidup. Entahlah biarkan semuanya mengalir. Sejak pertengkaran mama dan papa setidaknya aku masih bisa menarik sudut bibir hingga detik ini.

SMA, ya. Banyak yang menantikan masa-masa ini. Menurutku sendiri tak terlalu ku minati, formalitas? Bukan, aku tak mau di kata seperti itu. Aku ingin hidup sepantasnya seusia teman-teman lainnya.

Kadang semuanya tak sesuai harapan kita.

Aku tahu itu, namun? Ah sudahlah biarkan mereka yang belun mengenal apa arti sesungguhnya berjuang berandai-andai dulu dengan kemungkinan-kemungkinan yang di pikirkannya.

Disini, di desa nenek ku. bersama bude, anaknya sudah besar dan sudah bekerja namanya kak Randi. Bude sangat sayang padaku itu mungkin yang kurindukan.

Entah aku merindukan apa, namun sejak saat itu semuanya seakan-akan hilang. Aku tak ingin menyalahkan keadaan namun apa boleh aku sedikit menyatakan bahwa aku sempat lelah dengan semua perjuangan ini? 

Takut, itu yang ku rasakan walaupun memang sudah terjadi. Tapi yang ku perlukan hanyalah menikmati hari-hari ku ini selanjutnya.

"Rasya, kamu hari ini masuk awal SMA kan?"

Setelah rapi aku turun ke meja makan melihat bude ada di sana

"Iya bude"

Ya, aku masih sama kadang aku tak suka terlalu terlihat ekspresif di depan orang lain, walupun bude bukanlah orang lain dan sudah lama mengenal ku

"Di antar aja ya?"

"Iya"

"Nggak apa-apa kan? Ndhak takutnya kamu lupa jalannya soalnya kamu kan baru sekali liat sekolahnya"

"Nggak papa kok"

"Yaudah ini di habisin dulu njuk kamu kedepan ada pak Edi yang udah nunggu ya"

"Makasih bude"

"Iya, semoga betah ya ati-ati di jalan"

Aku hanya tersenyum sambil mencium tangan bude.
Rasanya masih asing sekali.

Berhubung aku jarang berkunjung ke rumah nenek dan sekali berkunjung itu pun tidak lama dan kali ini? Aku menetap di sana, entah sampai kapan? Mungkin hingga menikmati kesendirian ku.

Ya, sendiri? Aku anak tunggal dan ya, kedua orang tuaku memutuskan untuk berpisah. Banyak orang-orang yang menyayangi ku, tapi? Aku tak bisa berbuat banyak. Mereka semua berharga bagi ku.

"Mari masuk mbak"

"Iya pak"

Pak edi, supir pribadi ku sudah lama berkerja dengan Mama. Dan mama yang memintanya untuk menjadi supir ku

Mobil ku Keluar dari desa, karena sekolah ku berada di kota. Sekolah ku cukup terkenal dengan prestasinya dan bisa dibilang cukup favorit.

Tak bisa di pungkiri mungkin aku tergolong murid berprestasi karena keseharian ku hanyalah berdiam dengan buku dan ya aku introver karena aku tak suka terlalu ekspresif di depan orang lain, seperti halnya aku menutupi pilu ku selama ini dengan senyuman yang mungkin tak berarti.

Selama di perjalanan hanya keheningan yang mengisi aku masih sibuk dengan pikiran ku dan kemungkinan-kemungkinan yang akan aku hadapi di kehidupan baru ku dan sekolah baru ku.

Gerbang sekolah ku terbuka lebar, aku turun

Asing.

"Hai"

Memanggil ku? Menyapa ku? Aku hanya berdiam masih menatapnya

"Masuk jurusan apa?"
Ah iya dia beranya kepada ku. Aku merasa masih sangat asing

"Mipa"

"Wahh anak ipa, kenalin saya Dika anak jurusan Ips" katanya sambil tersenyum

Aku hanya mengangguk

Tiba-tiba matanya sedikit menyipit

"Rrrrasya" , "oh namamu rasya?"
Aku hanya mengangguk lagi

"Saya duluan ya", ucapnya sambil berjalan

Aku hanya tersenyum sambil melihat nya. Terlalu tiba-tiba aku dikejutkan dengan seseorang yang baru kulihat dan ramah kepadaku. Tak pernah kudapati hal itu di sekolahku dulu.

Tinggalkan jejak?

Falling Down With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang