ʙʀᴏᴛʜᴇʀ [03]

5.3K 459 6
                                    

Chapter 03;"He knew everything

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 03;
"He knew everything."

• • •

PARK JIMIN melambaikan sebelah tangannya ketika seseorang menghampiri pemuda itu di kafetaria kantor. Siapa lagi kalau bukan Taehyung, sahabat terbaik dari pemuda Park yang notabene-nya adalah anak dari CEO perusahaan tempat Taehyung bekerja.

Banyak pekerja lain mengira Taehyung memakai guna-guna agar bisa bersahabat dengan putra bos mereka, padahal si Kim itu bahkan telah mengenal Jimin sejak mereka masih sekolah menengah pertama. Mereka telah mengenal satu sama lain selama lima belas tahun, keren bukan? Bahkan Jimin meminjamkan salah satu dari sekian banyak mobil yang ia miliki pada Taehyung agar sahabatnya itu tidak perlu menaiki kendaraan umum ketika bekerja.

Jika Taehyung umpamakan, Jimin itu sama persis seperti malaikat. Sudah tampan, kaya, dan yang paling utama adalah rendah hati. Senyuman si Park itu jelas dapat meluluhkan hati banyak wanitaㅡberhubung Jimin memang sesekali menggoda beberapa karyawan perempuan di kantor.

Taehyung ikut tersenyum ketika langkahnya semakin dekat pada salah satu spot meja yang ditempati oleh Jimin, "Hey, Bro!" Sapa Jimin ketika Taehyung telah ikut duduk di hadapannya.

"Hey, Jim. Serius aku tidak perlu membayar biaya sewa untuk mobilmu?" Tanya si Kim itu. Jimin lantas terkekeh pelan lantas menggeleng, "Tidak perlu, Tae. Aku serius, pakai saja! Lagipula kau sudah bayar untuk bensinnya," tolak Jimin halus.

Taehyung akhirnya mengangguk. Sahabatnya itu terlalu baik, bahkan Jimin telah memesankan salah satu menu favoritnya yang telah tersedia di depan mata.

"Bagaimana kabar Jungkook? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Jimin. Pemuda itu juga sangat dekat dengan Jungkook, bahkan ikut membayar biaya rumah sakit ketika bocah itu harus dioperasi setelah kecelakaan lima tahun silam. Jimin yakin semua kejadian itu telah merenggut kebahagiaan keluarga Taehyung, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain membantu dan berdoa.

Setidaknya apapun akan Jimin lakukan selama ia mampu.

"Dia sangat baik, Jim. Beberapa hari yang lalu kami merayakan ulang tahunnya, tapiㅡ"

"Ah, ya! Aku baru ingat! Karena aku baru saja pulang dari Paris, aku membawakan hadiah untukmu dan Jungkook!" Jimin mengeluarkan dua tote-bag yang ia taruh sebelumnya di bawah meja, kemudian menyerahkannya pada Taehyung.

"Jangan dibuka sebelum kau di rumah!" Pesan Jimin tegas. Taehyung hanya menatap barang di hadapannya dengan bingung.

"Kau terlalu baik, Jim." Taehyung mendesah pelan, Jimin menaikkan alisnya dan tertawa.

"Apa yang tadi ingin kau katakan, Tae? Bagaimana pestamu dengan bocah itu?" Jimin mengembalikan pembicaraan mereka pada topik awal.

"Kemarin aku merayankannya hampir tengah malam, kau tahu? Memang dari kemarin kantor kita sedang sibuk jadi aku harus lembur hingga pukul sembilan malam, sedangkan jalanan macet. Aku baru sampai rumah pukul setengah dua belas." Jelas Taehyung, Jimin memasang wajah terkejutnya.

"Untung saja bocah itu tidak marah," lanjut Taehyung.

"Jungkook memang anak baik sejak dulu, meskipun terkadang jahil juga. Melihatnya aku jadi rindu masa kuliah kita," Jimin menatap Taehyung lantas mereka terkekeh serempak.

"Tapi, Jim. Ada hal yang harus aku katakan padamu, kupikir ini cukup gawatㅡah, tidak. Sangat gawat!"

Jimin menautkan kedua alisnya ketika Taehyung berseru, tatapan sahabatnya itu berubah serius, "Ada apa, Tae?" Tanya Jimin penasaran.

"Jungkook, dia.." Taehyung menggigit bibir bawahnya sesaat, mimik wajah si Kim itu terlihat gelisah dan juga frustasi.

"Dia mengetahui perihal penyakit kanker-ku." Jimin membuka mulutnya, ikut terkejut.

"Apa?"

[]

BROTHER | jjk.kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang