Seharian ini Taeyong melamun, begitupun dengan tubuhnya yang panas. Setelah mendengar ucapan sang suami kemarin, Taeyong menjadi sering melamun. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana keadaan Bubu, bubu dan bubu.
Keadaan anak itu semakin memburuk, ia mendengar samar-samar dari Jaehyun kemarin saat membicarakan dengan mertuanya. Bahwa, saluran pernafasannya memburuk, jadi seluruh darahnya menggumpal di paru-paru. Dan itu berpengaruh ke tubuh sang bayi, tubuhnya menjadi bengkak dan berwarna keunguan karena darah.
Terkadang, bayi itu mengeluarkan darah di bagian-bagian tertentu. Dan saat itu juga Taeyong merasa bukan ibu yang baik.
Apakah takdir sekejam ini?
Cklek
Jaehyun datang dari balik pintu, membawa makanan untuk sang istri. Karena, dari semalam Taeyong belum makan apa-apa.
"Kau harus makan, dari semalam kau belum makan apa-apa." Ucap Jaehyun sembari duduk di samping Taeyong.
"Aku tidak lapar Jaehyun." Jawabnya datar.
Jaehyun mengecup kening Taeyong lama, lalau mengusap pipi si pemilik wajah bak anime tersebut. "Kau tahu? Bubu akan sehat jika ibunya sehat, percayalah." Jelasnya sembari tersenyum simpul, menampakkan kedua cacat di pipinya,dimple.
Taeyong kembali mengeluarkan cairan bening, ia selalu sedih jika mendengar nama anaknya.
"Aku rindu dengan bubu," lirih Taeyong.
Taeyong selalu bermimpi, menjalin rumah tangga bersama Jaehyun. Dan membesarkan anak mereka bersama-sama. Tapi sayang, itu hanya mimpi.
"Dokter Kim bilang, dia akan melakukan apapun untuk menyembuhkan bubu."
Heum.
🍑🍑🍑
"Hoekk.." Jaehyun yang baru bangun dari tidurnya pun mendengar samar-samar suara tersebut di kamar mandi.
Tanpa pikir panjang, Jaehyun segera melesat ke kamar mandi. Dan melihat Taeyong sang istri tengah berada di depan wastafel sembari menyalahkan air dan menyeka mulutnya.
"Ada apa dengamu?" Panik Jaehyun, ia hanya takut sakit Taeyong semakin parah.
"Sepertinya hanya masuk angin biasa, karena semalam aku lupa menutup jendela." Jelas Taeyong.
Tapi tak lama..
"Hoekk.." dan jika Jung Jaehyun belum tahu, Taeyong seperti ini sudah dari subuh tadi. Rasanya tidak enak, dan sangat menganggu. Taeyong harus mengeluarkan air mata untuk menahannya.
Jaehyun hanya bisa mengurut tekuk Taeyong agar semuanya keluar. Tak lama keduanya keluar kamar mandi. Keadaan Taeyong benar-benar kacau. Rambut berantakan, baju yang kelonggaran dan wajah nya yang pucat.
"Semalam aku di telfon dokter kim, dan aku akan melihat keadaan bubu besok." Ujar Jaehyun.
"Aku ikut!" Taeyong menjawab cepat. Ia sudah sangat rindu dengan anaknya.
"Tidak, kau sedang sakit."
"Aku tidak sakit dan aku hanya masuk angin biasa." Jawab Taeyong sedikit menekan kata satu persatu.
"Kau diam saja dirumah, kau tahu? Ruby sampai tidak ter-urus. Lihatlah badannya, sangat kurus dan bulu-bulunya sudah sangat lusuh." Jelas Jaehyun.
Taeyong mengerucutkan bibirnya, "aku hanya ingin melihat bubu."
"Jangan menangis, bubu tidak suka jika ibunya menangis." Lalu menyeka air mata Taeyong.
"Pokoknya besok aku ikut!" Final Taeyong.
Bersambung...
Note: apaansi ini:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry; [Jaeyong]✔
Fanfiction[Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata] Taeyong dan Jaehyun yang harus kehilangan bayinya. Dan ini kedua kalinya ia harus merasakan sakit ketika melihat sang bayi di dalam inkubator.