;dua

831 105 7
                                    

Setelah sampai dirumah, ia melihat orang tua dan mertua nya tengah menunggu di ruang tengah. Lalu Yunho; ayah dari Jung Jaehyun menghampiri keduanya.

"Bagaimana keadaan bubu disana?" Tanya Yunho. Taeyong melirik Jaehyun, agar sang suami menjelaskan. Taeyong terlalu sedih jika harus menjelaskan. Lalu berlalu dan masuk kekamar.

Jaehyun menghela nafas, lalu membawa tubuhnya duduk disamping sang ibu. "Keadaan bubu ya? Pernafasannya semakin melemah,  dokter tidak bisa melakukan apa-apa karena bubu masih sangat kecil untuk melakukan proses lebih.." ditambah dasahan putus asa di akhir kata.

Ibu dan ibu mertuanya hanya bisa menyimak, terlalu sedih untuk ikut berdiskusi.

"Kami akan selalu berdoa untuk keselamatannya.." lalu memberi tepukan ringan di bahu sang anak. Menguatkannya.

   🍑🍑🍑

Dalam tidurnya Taeyong selalu terlihat gelisah, seperti tidak tenang dan mengalami mimpi buruk. Kadang juga Taeyong sampai tidak tidur, memikirkan sang anak.

"Kenapa belum tidur?" Jaehyun bertanya setelah beranjak dari balkon untuk sekedar menikmati angin malam dan rokok.

Taeyong melihat Jaehyun sembari memasang wajah sedihnya, lalu berlari kepelukan sang suami. Menumpahkan semuanya yang sedari tadi ia tahan.

"Bubu.." seketika baju tanpa lengan milik Jaehyun basah oleh air mata.

Jaehyun memberi kecupan kecil di pucuk kepala Taeyong, "besok, sebelum kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan, kita pergi ke gereja terlebih dahulu."

Taeyong hanya mengangguk lalu mencium dada bidang suaminya, "ayo tidur tapi, peluk aku sampai pagi."

"Baiklah istri kecil." Ucap Jaehyun gemas sembari mencubit hidung bangir Taeyong.


 
🍑🍑🍑



Setelah berdoa di gereja, Taeyong dan Jaehyun lalu menuju rumah sakit. Taeyong mewanti-wanti, mencoba tidak menangis setelah sampai dirumah sakit.

Sesampainya, Taeyong menunggu diruang tunggu dan Jaehyun memasuki ruang dokter. Diruang tunggu, Taeyong tak berhenti berdoa berharap agar bayinya baik-baik saja dan cepat pulih.

Diruang dokter seketika Jaehyun merasa sangat dingin, entahlah mungkin dia merasa gugup. Siap tidak siap dia harus menerima apa yang dokter katakan. Mau itu berita baik atau buruk.

Dokter datang, lalu menyuruh Jaehyun duduk. Agar tetap tenang.

"Bagaimana dengan proses berkelanjutan anak saya dok?" Tanya Jaehyun tak sabaran.

"Sabar dulu Jaehyun, tenangkan dirimu." Lanjutnya, "aku tidak bisa melakukan proses berkelanjutan karena bayimu baru tiga minggu, nafasnya sangat lemah begitupun tubuhnya, kita hanya bisa menunggu jawaban tuhan." Jelas dokter. Terlihat dari wajahnya bahwa ia menyesal menjelaskan ini kepada Jaehyun.

Jaehyun terdiam, bagaimana ia menjelaskan ini kepada istrinya? pasti akan semakin sedih, apalagi istrinya sangat menantikan dan ingin cepat-cepat mengurus bubu sampai besar bersama Jaehyun.

"Aku minta maaf jaehyun.." Jaehyun tersenyum, mencoba menetralkan emosinya, "tidak apa, terima kasih dokter.."

"Aku akan mencoba dan mencari cara lain untuk memulihkan anakmu," Jaehyun hanya mengangguk dan tersenyum lalu keluar dari ruangan dokter.

Jaehyun melihat sang istri menatapnya penuh harap, berharap memberik kabar baik.

"Bagaimana?"























































Bersambung...

Don't Cry; [Jaeyong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang