Sedikit ku berbicara kepada hati
Tentang cinta yang begitu mengasikkan
Berderai nyaman hingga pilu menghilangBukan lagi aku atau kamu
Tapi sudah disatukan menjadi kita
Ibarat bunga tak bisa merekah apabila lebah tak singgah
Paginya merekah hingga sore tak mengalah
Masih saja indah
Harumnya semerbak
Mampu menjadikan keduanyaBegitu juga hati
Merasa syahdu
Karna kayu hadir dibuat untuk kertas
Bukan dibakar untuk menjadi abu
Namum diramuMengasikkan dibilang
Menyenangkan dirasa
Saat ini cinta yang bersemayan didada
Berdeguk menertawakan
Dua insan saling berasa
Menikmati hari berikutnya
Anginnya ikut membawa
Sekalipun cinta diguncang badai besar
Diombang ambingkan ombak laut
Masih saya tertera nama cinta diantara ribuan kataBerisik kadang hati ikut terusik
Bak hutan ditebang para pencuri
Tak mau kalah
Hati tetap bersaing mempertahankan
Namun kala kita tal lagi ada penguat
Nama kita tak lagi disebut
Cukup aku dan kamu sajaTanyanya masih terarah hingga memutuskan dipersimpangan jalan
Meski tak bertegur sapa
Itu kejam cukup halu didengarCintanya terkikis
Bak noda membandel
Tak bisa lagi dibersihkan
Sakitnya terasa
Ibarat pedang menanjap
Mungkin itu aku
Tertancap di dadaCinta tengah hilang
Sakitnya terasa
Bukan hanya soal cinta yang mengasikkan namun soal nama kita yang menjadi aku kamuSoal sakit juga karna cinta
Katanyaa para pecinta
Cintanya pada insan
Gambaran masa yang tak terlihat
Cukupkah bercinta wahai pujangga
Namun pertahankan
Kata cinta tak bersalah
Atas nama aku kamu itu yang bersalah.
Jogja,07 des 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Dalam Ruang
PoetryMari berbagi kata Jika menyapa tak mmampu bersua Atau bersama menjadi kadang kala