Bab 3

74 36 27
                                    

"Udah ngebersihinnya nasy?" tanya keyla sambil celingak-celinguk.
"Udahlah,Lihat.... Bersihkan" ucapku sambil mencuci tangan.
"Maaf ya...maaf... Gue tadi kelamaan perginya,soalnya tadi tu ada pengumuman sedikit oleh kakak osis. Katanya kalo sudah ngelaksanain tugasnya,langsung pergi ke Aula lagi".
"Lo pergi duluan aja Key,gue mau makan ini"(sambil menunjukkan kantong plastik.
"Dapat dari mana lo?lo tadi ke kantin ya? Maaf ya,gue udah bikin lo tambah lapar".
"Hahhah..aduh,aduh.. Perutku sakit. Ini diberi sama kak Daffa,aku nggak ke kantin kok. Lo jangan kek gitu,khawatirnya berlebihan. Udah,udah gue mau makan dulu ya".
"Terus,makanan ini gimana?" tanya Keyla.
"Sini,sini gue bawa. Lo udah susah-susah bawain gue,masa nggak gue makan".
"Cieee.... Dapat hadiah dari kakak yang tertampan di sekolah ini,seneng nggak? Gimana rasanya?" ucap keyla sambil menyenggol lenganku.
"Apaan sih lo,dia kasih ini ke aku,ya aku terima deh. Nanti kalo nggak nerima ini,diceramahin lagi."
***

Aku pun pergi meninggalkan Keyla dan pergi mencari tempat duduk untuk makan. Aku pun menemukan tempat duduk yang berbentuk jamur yang berada dekat masjid. Aku pun duduk disitu.
Aku pun membuka plastik itu dan ternyata dia memberiku roti coklat dan air mineral dingin satu. Aku pun tersenyum melihat roti dan air mineral itu.
Kemudian aku memakannya dengan mengucapkan Bismillah dan semoga nggak ada racunnya. Ketika aku lagi asyik memakan itu,tiba-tiba...

"Hey.. Gimana rotinya,enak? Cepatan makan tu,nanti langsung kumpul di aula ya" ucap kak Daffa.
(Aku pun terkejut dan langsung tersedak).

"Kalo makan itu hati-hati dong. Baru disapa dengan kakak kelas yabg tertampannya itu super banget,kamu langsung tersedak. Gimana kalo jadi pacarnya". Ucapnya sambil menyodorkan air mineral.

(Pacar??,tanyaku yg heran dalam hati)
"I..iya kak.. Makasih ya. Nanti kalo udah makan aku kesana" ucapku dengan suara gugup.

Dia pun pergi menuju aula.
"Dia emang ganteng,tinggi,pintar,
murid kebanggan,murid idaman di sekolah, tapi orang mah nggak tau di balik senyum sinisnya yg licik itu. Jadi pacarnya?? Sampai kapan pun aku akan setia menunggu kak kevin. Nggak akan gue nerima dia".

"Makannya cepet dihabiskan ya. Kakak denger kok yang kamu omongin tadi. Makasih ya atas pujiannya,ada saatnya yang menunggumu itu ada di hatimu,kakak akan setia menunggumu".
Ucapnya sambil melambaikan tangan.

"Mampus gue.... Pendengaran kak Daffa itu tajem banget" ucapku sambil menutupi muka.
***
(Aku tau kak daffa itu,dari teman-teman. Dia ya emang ganteng. Tapi satu yang tak kumengerti,senyumnya itu. Senyum sinisnya itu,yang selalu membuatku bertanya-tanya).

Setelah menghabiskan makanan,aku pun langsung pergi menuju aula. Sesampai di aula,aku melihat kak daffa yang melihatku dengan senyum sinisnya itu. Aku lun langsung menundukkan kepalaku karena masih malu dengan kejadian tadi. Aku pun melihat Keyla melambaikan tangannya ke arahku. Aku pun langsung pegi menujunya.

"Selamat siang semuanya! Masih pada semangat nggak? Kakak harap kalian semua masih pada semangat ya. Sebelum kita pulang,kakak mau menyampaikan apa yang harus kalian lakukan di hari terakhir MOS,besok! Yang harus kalian lakukan besok tidak lagi kebersihan sekolah,melainkan kalian harus beri kami hadiah dan harus bacakan puisi ke kami(pengurus osis)" ucap kak Dian sambil melihat kak Daffa.

Semua orang di aula sangat terkejut,terutama aku sendiri. Banyak yang bertanya-tanya kenapa harus baca puisi ke pengurus osis. Ada yang senang dengan pengumuman tadi,ada yang sedih,takut,dan sampai-sampai cemas.

"Gila ini ya... Masa kita harus bacain puisi ke pengurus osis" ucapku sambil menatap Keyla yang dari tadi melamun.
"Key...key... Lo nggak pa-pa kan?" Ucapkan sambil melambaikan tangan ke wajahnya.
"Mimpi apa gue semalam? Mimpi apa nasy? Ngomong sama cowok aja gue nggak berani,apalagi bacain puisi di depan banyak orang,terlebih lagi ini untuk anak osis" ucap Keyla dengan muka yang pucat.
"Apalagi gue key,ngomong sama anak osis aja gue gemetaran,apalagi bacain puisi di depan banyak orang"

Daffa AskandariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang