Tujuh lelaki yang turun dengan panggung otomatis itu masih saling berpegangan tangan erat dan melekat satu sama lain.
Darah, keringat, dan air mata menjadi saksi tujuh pemuda yang sekarang sudah bisa menggenggam dunia.
Memulai semuanya dari bawah t...
Ini adalah cerita bagaimana BTS mengejar, meraih, dan menjaga dunia mereka.
Ada dua dunia yang mereka kejar, raih, dan jaga.
Dunia nyata mereka, dan dunia cinta mereka.
Tujuh pemuda dengan tujuh warna cinta yang berbeda.
Tujuh pemuda dengan tujuh hati dan perasaan yang berbeda.
Tujuh pemuda dengan kebahagiaan masing-masing yang berbeda.
---
"Sir, help me?"
Namjoon berbalik ketika ada yang menyentil bahunya. Wajahnya berekspresi seperti meminta penjelasan mengenai mengapa gadis itu memanggilnya.
Wajah gadis itu terkejut ketika Namjoon berbalik. "Joesonghamnida Namjoon-ssi"
Namjoon menunjukan wajah terkejutnya juga. Gadis ini ternyata bisa berbahasa korea, sang gadis mungil ini kemungkinan merupakan warga Korea Selatan. Atau bisa jadi dia blasteran. Dan bisa jadi juga dia hanya bisa berbahasa negara asal Namjoon.
"Kau sepertinya tadi ingin meminta pertolongan, ada apa?"
Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia malu.
"Ehm... Tadi aku ingin meminta tolong, tapi sepertinya tidak jadi" Gadis itu membungkuk seperti mengucapkan selamat tinggal. Namun, Namjoon menarik tangannya sehingga gadis itu kembali berada disisi Namjoon.
"Siapa namamu?" Namjoon bertanya sambil menatap wajah gadis yang sedang memasang wajah takut ini.
"Ayolah jangan takut kepadaku, aku tidak akan memakanmu kok"
"Namaku Gyuri. Dan lepaskan tanganku, aku sedang mencari ponakanku yang masih kecil Namjoon-ssi"
Namjoon melihat ke arah tangannya yang terlingkar jam tangan mahal. Masih ada waktu pikirnya. "Bolehkah aku membantumu? Aku ingin bertemu dengan bocah yang sepertinya menggemaskan karena mengingat sang aunty juga tidak kalah menggemaskan"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
"Hyung, aku tidak ikut kalau begitu" Wajah worldwidehandsome ini memerah, terlihat sedang menahan amarah ketika menerima sebuah telfon.
"Sudah ya kututup telfonnya, bye" Lanjutnya tampa mendengar penjelasan dari yang menghubunginya. Dia berjalan ke arah enam adiknya yang terlihat ribut padahal mereka sedang makan makan, bahkan tiga termuda sedang memperebutkan ramen yang tersisa didalam mangkok besar itu.