L #20

3.6K 399 50
                                    

- Happy Reading!!! -
.
.
.
.
.
.
- 💙 -

Author POV

Seorang gadis bermata kucing sedang duduk dan menikmati hembusan angin yang menerpa seluruh tubuh nya seraya memejamkan matanya.

Perlahan hembuskan angin menenggelamkannya dalam ketenangan, ketenangan yang selama ini ia cari.

"Jen.... hah...hah...hahh.... Lisa Jen..."

"Ada apa dengan Lisa, kata kan?!"

"Li-Lisa sudah sadar Jen..."

"Kau seiuskan!?"

"Nde! Mana pernah aku berbohong pada mu huh! Capat lah Jen...."

"Ahh... Nee"

Jennie yang mendengar bahwa Lisa telah sadar dari koma nya pun langsung berlari menyusui setiap lorong-lorong disebuah gedung bernuansa putih serta bau obat-obatan yang sangat tajam di indra penciumannya.

Dengan langkah tergesa-gesa Jennie untuk menemukan dimana ruangan Lisa berada, dan hingga tibalah Jennie tepat didepan pintu kamar milik kekasih nya.

Disaat Jennie ingin membuka pintu kamar milik kekasih nya, samar-samar ia mendengar seperti ada orang yamg sedang bercengkrama didalam ruangan milik Lisa.

Samar-samar Jennie mendengar...
"Rosé bawa aku pergi dari sini, cepatlah"
"Tapi mengapa Lisa-yaa?"
"Aku tak ingin melihat gadis itu lagi! Aku sangat membenci nya!"

Duar....

seperti sebuah petir yang menggelegar didalam hati Jennie, saat mendengar apa yang Lisa katakan. Dan hanya bisa diam membeku didepan ruangan milik Lisa, tetapi telinganya tak ingin mendengar lagi, Jennie terlalu rapuh hanya untuk mendengarkan apa yang Lisa ucapkan tadi.

Itu lah yang selama ini Jennie takutkan disaat Lisa bangun nanti, Jennie selalu berharap bahwa disaat Lisa sadar nanti. Lisa bisa memanfaatkan semua kesalahan yang Ia lakukan kepada nya, namun apa ini?! Apa yang baru saja dia dengar?! Sebuah pengakuan yang sangat-sangat menyakitkan bagi Jennie. Bagaimana tidak, Lisa mengucapkan nya dengan lantang bahwa ia membencinya.

Dan dengan perlahan cairan bening yang tadi nya menumpuk di pelupuk matanya akhirnya pun luruh bersamaan dengan tubuh nya yang jatuh bersimpuh di lantai dingin bernuansa putih itu.

Jennie menekuk lututnya dan menyembunyikan wajah nya kemudian menangis dalam diam, hatinya begitu sakit. Dalam diam nya Jennie selalu bertanya kepada Tuhan, mengapa Tuhan memberikan balasan yang sangat-sangat menyakitkan bagi nya.

Bagaimana bisa Jennie hidup tanpa Lisa di sisi nya?

Bagaimana bisa Jennie berdiri tegak di depan orang banyak tanpa ada Lisa disisi nya?

Bagaimana nanti ia menatap mata orang yang sangat ia cintai itu, yang bukan tersirat cinta didalam nya melainkan sebuah kebencian yang sangat-sangat menyakitkan bagi nya?

Perlahan pandangan Jennie mulai buram dan semakin lama semakin gelap dan...

.
.

O(≧∇≦)O
.
.

Jennie terbangun dari tiduran, karena merasakan pergerakan di bagian pipi nya yang masih menggenggam tangan milik Lisa.

Jennie mengerjapkan mata nya berkali-kali agar semua nya terlihat jelas, karena mata nya yang sembab itu membuat pandangan nya sedikit buram dan tak fokus.

Jennie merasakan lagi pergerakan tepat di genggaman tangan nya lagi, dan saat itu juga mata Jennie membola. Jennie tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini, bahwa Lisa nya sudah sadar dari koma nya.

Jennie pun berlari keluar ruangan dan berteriak bahwa Lisa nya sudah sadar...

Dokter...."

"Dokter.... Lisa ku sudah sadar...."

"Dokter...."

"Suster..... Cepatlah"

Jennie berteriak kepada Dokter dan Suster yang tengah berlari kearah nya....

Dan mereka pun masuk kedalam ruangan Lisa, Jennie menunggu tepat dibelakang dokter yang tengah memeriksa keadaan Lisa.

Setelah memeriksa keadaan Lisa dokter berbalik dan tersenyum kepada Jennie, Jennie yang melihat ekspresi mimik wajah yang ditampilkan kepada nya membuat nya lebih tenang.

Dokter berjalan mendekat kepada Jennie dan berkata seraya mengulurkan tangan nya kepada Jennie.

"Selamat Kekasihmu telah sadar dari tidur panjangnya, berkat semua doa yang kau berikan kepada nya dan juga kesetiaan mu serta kekuatan cinta kalian yang membuat nya kembali beratahan hidup. Semoga kalian menjadi pasangan yang bahagia." ucap sang dokter seraya memberi instruksi kepada susuter yang lain untuk meninggalkan Jennie dan Lisa berdua.

Dokter dan juga suster sudah menghilang dari balik pintu dan tak terdengar lagi derap kaki yang menggema di ruangan tersebut.

Jennie kembali duduk didekat ranjang Lisa berada  kemudian kembali menggenggam tangan Lisa dengan lembut.

Senyuman merkah yang jarang sekali Jennie tunjukan akhir-akhir ini pun kembali terukir di bibir nya seraya menatap kekasih nya yang masih menutup mata nya. Jennie bersyukur dalam hati karena didalam lubuk hati Jennie ia selalu mengharapkan semua yang terbaik bagi kekasih nya.

Tapi lagi senyuman indah itu hilang seketika saat ia mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, disaat ia tertidur tadi ia bermimpi buruk. Ia takut mimpi buruk nya hanya sebuah. Bunga tidur saja, bukan kenyataan. Itu yang sedari tadi dia fikirkan.





T B C

VOTE AND COMMENT DI BAWAH JANGAN LUPA!

FOLLOW JUGA AKUN AUTHOR HEHEHE...

ENGGA MAKSA CUMAN KASIH TEMPE DOANG😂😂

GOMAWOEYO YOROUBUN

TE AMO 💙

SEE YOU NEXT TIME😘😘😘
.

Stuck • JenLisa [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang