3

176 18 0
                                    

ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ri?" Ibu memanggilku, membuyarkan semua pikiran yang lagi-lagi bercokol dengan mendadak.

"Ya?" balasku sembari menoleh, menatapnya dengan lamat. Ibu nampak letih dan wajahnya menampakkan wajah sehabis bangun tidur. Namun, tak perlu disampirkan bahwa kerutan halus milik ibu semakin terlihat. Waktu nyatanya masih terus berjalan tanpa kata menyerah.

Ibu menghampiriku dan ikut duduk di sofa ruang tengah, tepat di sampingku. "Dimana Jungkook?"

"Pulang, Bu," ucapku sekenanya.

Ibu mengernyit heran mendengar penuturanku. "Kok, cepat sekali?"

Aku menghelakan napasku dan beralih menatap acara tv yang sedaritadi ku tontoni. Bagaimana tidak cepat? Aku saja mengecewakannya. Rasanya aku ingin melontarkan kalimat tersebut. Namun, bukannya ingin berbohong, aku hanya tak ingin membahas tentang hal ini kepada ibu. Ada beberapa yang harus disimpan sendiri, bukan? Jadi, aku hanya mengedikkan bahuku sembari berucap, "Tak tahu."

Ibu hanya mengangguk dengan tak yakin sembari sesekali bergumam, "Tumben."

Hei lihat, adik kecil manisku, Jeon Jungkook. Kau telah membuat ibuku kebingungan akan dirimu. Tetapi, bukan itu masalah terbesarnya karena kau juga membuatku lebih kebingungan lagi akan semuanya. Aku mencintai Kim Taehyung, pria yang sudah menjalin kasih denganku selama satu tahun ini. Tetapi, aku juga menyayangimu, Jungkook.

Walaupun seharusnya cinta jauh lebih tinggi posisinya dibandingkan sayang, tetapi mengapa rasanya aku juga tergoda menerima pernyataan cintamu itu?

kakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang