3| Promise

42 5 0
                                    

"Haera-yaa?" tanya pria itu.

"Ehm, Tuan, bagaimana anda bisa tau nama saya?" bukannya menjawab Haera malah bertanya kembali pada pria yang saat ini hanya berjarak beberapa langkah saja dengannya.

Dengan cepat pria itu mengambil tangan Haera lalu menggenggam nya dan menatap wajah Haera, merasakan betapa ia sangat merindukan gadis tersebut.

Haera sedikit terkejut saat pria itu mengambil tangannya lalu menggenggamnya.

Tetapi, setelah beberapa menit ia merasakan genggaman tangan tersebut, betapa terkejutnya dia merasakan genggaman tangan yang begitu familier baginya.

Sebuah genggaman tangan yang amat sangat dirindukannya selama ini. Genggaman tangan yang dulunya selalu memberi nya kehangatan pada saat musin dingin. Kini ia merasakannya kembali.

Haera pun melihat pria yang saat ini sedang manatapnya dengan senyum keterharuannya.

"Rara-yaa?" panggilan itu. Panggilan itu yang selama ini ia rindukan. Sebuah panggilan spesial yang dulu dia berikan pada Haera. Panggilan itu yang selama 13 tahun ini ia selalu ingin dengar. Dan kini ia mendengar nya kembali.

Haera kini menatap wajah pria itu dengan mata yang sudah berair, sedangkan pria yang ada di depannya kini sudah mengeluarkan air mata yang sangat banyak hingga wajah nya memerah.

Setelah beberapa detik menatap, kini tangan Haera yang satunya merapa permukaaan wajah pria yang sangat ia rindukan ini.

Pria itu pun terlihat menikmati dengan menutup matanya merasakan tangan dingin itu menyentuh wajahnya yang sudah basah dengan air mata.

"Jungie?" panggil Haera.

Dengan cepat pria yang di panggil Jungie oleh Haera itu memeluk erat tubuh kecil Haera. Memeluknya dengan erat dan menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Haera.

"Apa kau benar Jungie-ku?" tanya Haera di sela-sela pelukannya.

Seketika pelukan itu pun terlepas, terlihat kini mata pria itu yang sudah agak membengkak karena menangis.

"Ya! Apa kau tidak merasakan genggaman ku tadi, huh? Apa kau sudah lupa rasanya genggaman ku?" tanya pria itu dengan di buat-buat kesal di sela-sela tangisannya.

Kekehan kecil terlihat di wajah Haera karena ucapan orang yang tadi memeluknya.

"Mana mungkin aku lupa, Jungkook. Bahkan aku selalu berharap akan merasakan kembali genggaman mu itu." jawab Haera dengan sedikit tertawa.

Dengan senyum manisnya Jungkook memeluk kembali tubuh Haera. Badan Haera yang hanya setinggi pundaknya tersebut membuat Jungkook merasa pegal karena terlalu lama memeluk Haera.

"Ekhem, sepertinya kalian melupakan ku disini." ucap wanita yang sedari tadi menyaksikan tontonan live putrinya tersebut.

Seketika pelukan itu terlepas mendengar ucapan ibu Haera dan Jungkook hanya menggaruk belakang lehernya untuk menutupi rasa malunya.

Kekehan kecil keluar dari mulut Haera melihat tingkah malu-malu Jungkook.

Jungkook pun menghampiri ibu Haera dan segera memeluknya.

"Hai, Bibi. Lama tidak bertemu." ucap Jungkook masih memeluk ibu Haera.

Ibu Haera yang di panggil Kim Raena itu melepas pelukan Jungkook dan menatapnya.

"Jungkook, bagaimana kau bisa mengenali wajah Haera?" tanya Raena bingung.

Jungkook hanya tersenyum lalu duduk pada kursi yang ada di sebelah tempat tidur Raena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAST FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang