Chapter 1

40 6 5
                                    

Pagi ini, aku harus pergi ke sekolah baruku yang sama sekali tak kuinginkan. Bagaimana ingin, ketika ia tinggal menyelesaikan satu tahun sekolahnya, tapi harua di pindahkan ke sekolah yang ia tidak tahu latar belakang sekolah itu.

Aku diantar oleh Ibu, karena jika harus pergi sendiri aku tak akan mau. Aku pergi ke ruang kepala sekolah dan mengurus administrasi dan yang lain. Setelah selesai, aku diantar oleh seorang guru bertubuh pendek dan gembul, lucu sebenarnya. Bu Tri namanya, yang ku tahu ia adalah wali kelas XII A.

Aku diantar menuju ke kelas XII B, yang katanya anaknya diam dan penurut. Sesampainya di kelas aki disambut oleh beberapa anak, namun, disambut oleh beberapa anak tak membuatku nyaman, malah semakin risi dan ingin cepat cepat pulang kerumah dan bersembunyi di tempat ternyamannya.

Hari ini adalah tahun ajaran baru, jadi aku tak mendapat pelajaran untuk hari pertama sekolah. Hanya menghabiskan waktu yang menurutku sia sia.

Karena bosan hanya duduk di kelas, aku diajak oleh seseorang bernama Firly untuk mengelilingi sekolah. Akhirnya aku mengikutinya untuk berkeliling. Saat keluar kelas, aku diterpa oleh tatapan seorang lelaki dengan badan yang ideal, dengan tatapan hangatnya membuatku semakin hanyut oleh tatapannya itu.

"Hey, Delia!" Panggil Firly kepadaku.

"Eh..iya" jawabku sambil kembali mengikuti Firly yang sudah berjalan jauh di depanku.

"Liatin apa sih kamu?" tanya Firly sangat antusias.

"Hah? liatin apa sii? enggak kok" jawabku malu malu sambil mencoba menutupi salah tingkahku.

"Enggak, tapi kok mukanya merah. Hayooo" ledek Firly yang membuatku hanya terbahak.

"Yaudah ayo pergi, katanya mau ke kantin?!" tanyaku sambil mengajak Firly yang jika diteruskan pasti akan semakin meledekku.

Akhirnya kita berdua jalan beriringan menuju ke kantin dan pesan makanan. Tak lama beberapa anak kelasku menghampiri aku dan Firly yang sedang asyik mengobrol dan menunggu makanan datang.

"Hei! ke kantin kok ga ajak ajak sii?" kata Arini saat sudah sampai di depan meja kami.

"Ish, iya di cariin ternyata disini" gerutu Refa sambil memakan batagornya yang ia beli di depan sekolah.

"Iya deh nyante, ntar keselek batagor baru tau rasaa" kata Firly sambil menjejalkan batagor beserta plastiknya ke mulut Refa yang masih mengunyah. Aku yang awalnya hanya diam, akhirnya pun tertawa terbahak bahak bersama mereka.

Akhirnya kami pesan makanan dan memakannya. Tak lama bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa berlarian untuk pulang. Kami pun beranjak dari meja makan menuju kelas untuk mengambil tas dan memutuskan untuk pulang ke rumah.






Adelia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang