Chapter 4

17 3 0
                                    

Ku lalui seminggu di rumah sakit, teman temanku bergantian menjengukku, menghiburku, yang membuat diriku sedikit merasa membaik dan merasa bahwa aku sekarang tidak sendirian. Hari ini, seharusnya aku sudah boleh pulang. Tapi harus kontrol terlebih dahulu, tak lama dokter Adit pun datang. Dokter yang sejak awal sudah menolongku.

Katanya kondisiku sudah sangat baik, tapi harus berhati hati dan tetap menjaga kepalaku. Perbanku yang rutin diganti pun sekarang sudah boleh dilepas. Aku senang, kini perasaan marahku kepada Mamah pun sudah hilang perlahan. Setelah semua selesai di periksa aku di perbolehkan pulang.

Saat Mamah akan membayar biaya administrasi. Mamah bingung, karena sudah dibayarkan oleh seseorang yang tidak diberi tahu identitasnya itu. Semuanya sudah lunas. Aku hanya bersyukur, karena uang Mamah tidak terpakai. Masih bisa untuk keperluan lainnya. Akhirnya kami pun pulang, kami dijemput Pak Parmo dengan mobil pribadi mamah.

"Silakan masuk, non Delia" ledek Pak Parmo sambil membukakkan pintu mobil bagian belakang.

"Terimakasih Pak," jawabku sambil memberikan senyum sumringah di wajahku.

Mamah duduk di kursi depan sebelahan dengan Pak Parmo. Aku sangat merindukan adikku Reyhan yang sudah seminggu ini aku tak bertemu dengannya karena ia tak diperbolehkan ikut ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah, aku pun diantar Mamah untuk ke kamarku yang sudah sangat rapi. Padahal terakhir aku menempati kamar sudah sangat berantakan. Aku mengantuk tapi tak ingin tidur. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka kembali album lamaku. Hingga akhirnya aku ketiduran diatas neja belajarku yang menghadap ke jendela.

***
Thanks yang udah mau baca:") krisar kalian bikin aku tambah senangatt loo. Jangan lupa vote juga yak:") Makasihhh❤❤

Adelia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang