TRAGEDI HUJAN

4 0 0
                                    


Bel sekolah telah berbunyi 3x itu tanda nya jam pelajaran sudah selesai. Siswa siswi terlihat berhamburan meninggalkan kelas mereka masing masing.

Oliv terlihat mengemas buku buku nya dan memasukkan ke dalam ransel.

"Gue duluan ya," kata Agustina teman baru nya.

"Iya, hati hati ya gus," seru Oliv sambil tertawa.

"Heh, Tina Liv." kata Agustina yang tidak terima di panggil Agus oleh teman nya itu.

"Iya Tina, hati hati Tin," ulang Oliv.

Agustina berjalan meninggalkan Oliv yang sendirian di dalam kelas. Sudah seminggu semenjak kepindahan nya kemarin. Oliv sudah mulai memiliki beberapa teman bahkan tidak jarang ada kakak kelas yang dengan sengaja mengajak nya berkenalan. Seperti hari ini ada seorang kakak kelas yang sudah menunggu nya di luar.

"Jadi kan pulang bareng?", kata Adit kakak kelas di sekolah nya Oliv ketua tim basket cowok famous dan terkenal play boy.

Oliv menghembuskan napas berat nya. Sebenarnya dia sudah menolak tawaran Adit namun Adit terus saja menanyakan hal itu.

"Maaf kak, Oliv masih ada urusan di ruang kepala sekolah," tolak Oliv.

Memang hari ini Oliv hendak melengkapi berkas kepindahan nya kepada kepala sekolah. Dan Agustina pun mengetahui hal itu.

"Gue tungguin ya", tawar Adit sekali lagi.

Oliv menatap Adit dan berdecak sebal.

"kenapa sih kok maksa banget" batin Oliv bergumam.

"Ya udah, kakak tungguin aja dulu di parkiran. Oliv mau ke ruang kepala sekolah dulu". Kata Oliv sambil menyilangkan tas ke bahu kirinya.

Adit tersenyum dan kemudian mengangguk mengiyakan perintah Oliv, dia pun akhirnya pergi meninggalkan kelas Oliv dengan bersiul senang.

Oliv menatap kepergian Adit, ia beranjak meninggalkan kelas yang sudah kosong dan menuju ke ruang kepala sekolah.

Karena ruang kepala terletak sangat jauh dari kelasnya. Maka Oliv memutuskan untuk memutar jalan di lapangan agar ia cepat sampai ke ruang kepala sekolah.

Matahari terlihat terik namun tidak menyusutkan niat Oliv untuk berjalan menuju kantor kepala sekolah. Dia berjalan melewati lapangan sekolah yang luas. Lapangan sudah tidak terlalu ramai karena siswa dan siswi sebagian sudah meninggalkan sekolah setengah jam yang lalu. Namun ada juga beberapa siswa dan siswi yang tengah asyik mengobrol di parkiran dan ada yang bermain basket di lapangan tersebut.

Tapi tiba tiba....

Bukkkk...

Oliv merasakan suatu benda menimpa kepalanya, berat.. Itu lah yang dirasakan oleh Oliv.

"Anjir lu Ray, kena anak orang noh."

Seorang siswa lelaki berseru dia adalah Dimas.

Iya, Dimas dan Rayhan serta Aldi tengah asyik bermain basket di lapangan tanpa sadar bola yang di lempar Rayhan malah terkena kepala Oliv.

Oliv terlihat mengusap kepalanya yang sakit akibat benturan dari bola tersebut.

"Awww, kepala Oliv mau lepas ya Tuhan," ringis Oliv yang memegangi kepala dengan kedua tangan nya.

Dimas menghampiri Oliv dan segera melempar bola ke arah Rayhan.

"Sakit ya?" kata Dimas.

"Ray, lu minta maaf anjir ini anak orang kesakitan," lanjut Dimas berteriak kepada Rayhan yang masih berdiri mematung melihat Oliv yang tengah meringis kesakitan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang