One

2.9K 350 20
                                    

Rasanya aku ingin tertawa sekencangnya saat ini. Aku benar-benar mengulang tanggal 31 Desember!

Dan aku akan tertembak lagi nanti malam, lalu mati! Syukur kalau mati. Kalau aku mengulang hari ini lagi?!

Tapi, dari semua yang paling kubenci dari hari ini adalah, aku benar-benar harus menyatakan perasaanku pada Taehyung sebelum-apa sebaiknya tidak usah? Bagaimana kalau saat aku tertembak lagi, lalu mati, Taehyung sedih?

Argh! Aku ingin mati sekarang saja, Tuhan!

Tapi bagaimana cara mati nya? Taehyung, sama seperti apa yang sudah terjadi kemarin—atau tepatnya hari ini, dia terus berada disebelahku.

Kami menghabiskan waktu sama seperti yang kulalui sebelum aku tertembak.

Menonton acara yang sudah kutonton.

Makan makanan yang sudah kumakan.

Bermain permainan yang sudah kumainkan, dengan jalan permainan sama seperti yang sudah kujalani.

Pergi ke toko dan membeli barang yang sama.

Aku tidak bosan, karena aku bersama Taehyung. Hanya saja, kenapa aku harus mengulang waktu ini? Yang artinya tidak akan ada kemajuan dalam hubunganku dengan Taehyung.

Walau kukatakan sekarang, nanti malam akan terjadi penembakan. Percuma saja. Aku akan mati, dan entah akan mengulang hari ini lagi atau aku benar-benar mati.

Intinya, apa yang ingin kukatakan sekarang, harus kukatakan lagi nanti jika saja aku mati dan mengulang hari ini.

Bagaimana cara menghentikan pengulangan hari seperti ini?

"Jungkook-ah. Kau mau—" aku sudah membuka mulutku sebelum Taehyung menawarkan es krim ditangannya.

Lantas Taehyung memasukkan satu sendok kecil kedalam mulutku. Terkekeh senang, setelahnya. Tidak ambil pusing tentang bagaimana aku bisa tahu kalau dirinya akan menawariku es krimnya.

Kami selama lima tahun sebagai teman dekat, dan kami tidak tampak seperti sekedar teman dekat atau sahabat. Banyak orang bilang, kami seperti sepasang kekasih. Tapi kami sendiri sering menyangkal. Dan terjadi selama lima tahun.

Kupikir, selama lima tahun ini Taehyung benar-benar menyangkal karena memang tidak menyukaiku. Namun persepsi ku salah setelah mendengar teman terbaik Taehyung lainnya, Jimin, yang sudah menemaninya dari kecil.

Taehyung menyukaiku sama lamanya denganku yang menyukainya. Tapi kami saling tidak tahu selama lima tahun. Padahal kami sering saling bersikap manis layaknya orang berpacaran—dan aku baru menyadari tingkah kami memang seperti orang berpacaran, dibanding sekedar teman dekat.

Sehabis memakan es krim, kami pergi menonton.

Kami melakukan kencan tanpa mengetahui bahwa kami sedang berkencan. Begitulah yang kami rasakan setiap sedang menghabiskan waktu bersama diluar.

Kalau soal menonton bioskop dengan film yang sudah kutonton sebelum tertembak, itu rasanya seperti wajar saja. Toh biasanya juga aku menonton film tidak hanya sekali.

"Kau mau sedikit spoiler?" tawarku pada Taehyung.

"Jungkook, jangan bercanda. Aku sedang serius menonton, ini."

"Aku serius, Tae... Aku tahu apa yang terjadi selanjutnya."

Taehyung memandangku datar, "Film ini baru tayang hari ini. Kau tahu jalan cerita film ini sebelum ditayangkan, memangnya film ini kau yang buat?"

Eh? Aku baru ingat. Film ini memang tayang tepat pada tanggal 31 Desember.

Disana Taehyung masih memandangiku dengan aneh. "Eh, a-iya, aku tahu apa yang terjadi selanjutnya. Lihat! Itu yang terjadi!" aku mengarahkan wajah Taehyung pada layar, seraya menunjuk layar; mengundang tatapan kesal dari penonton lainnya.

1st Jan [KookV] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang