-------------------- William POV -------------------
Kami hanya mengikuti Niru dan Piru yang menunjukkan pasar mereka pada kami. Banyak pedagang yang menjual dial maupun bahan-bahan makanan.
Kelompok terbagi dua. Niru bersama Yuna, Tetsuya, dan Leon mereka akan membeli berbagai daging segar dan rempah yang hanya bisa ditemukan di sini.
Sedangkan sisanya, aku, Nojiko dan Ben, mengikuti Piru membeli dial. Meski tidak ada yang tipe senjata, itu sudah cukup jika bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari kami di kapal.
Sebelum itu, aku menyuruh Ben mengambil sedikit tanah dari tanaman jeruk Nojiko untuk dijual. Karena seluruh pulau hanya awan, tidak ada tanah asli.
Tanah asli di sini disebut Vearth. Dan memiliki harga yang mahal. Kami menggunakan uang itu untuk membeli dial yang kita inginkan.
Mulai sekarang kami tidak perlu lilin lagi. Karena sudah memiliki dial cahaya yang bisa digunakan sebagai lampu untuk penerangan. Kami membeli dial panas untuk perawatan rambut para wanita dan juga berbagai macam dial lainnya, seperti dial air yang kami bisa gunakan untuk menyimpan air tawar yang lebih banyak atau menggunakannya sebagai shower untuk mandi. Kami juga membeli dial perekam suara.
Selama perjalanan belanja kami, aku bisa merasakan kumpulan penjaga yang terus mengikuti dari belakang. Pria bernama Fra ini sangat protektif terhadap Niru. Siapa dia sebenarnya ?
"Aku sudah tidak sabar untuk mengisi dial-dial ini dengan cahaya. Aku sudah muak menggunakan lilin untuk penerangan. Terutama saat menulis jurnal atau menggambar peta."
Kata Nojiko disampingku dengan nada gembira. Dia melempar dial cahaya ke atas dan di tangkap lagi. Melakukannya berulang-ulang.
...
Setelah selesai berbelanja, kami kembali ke kapal. Memutuskan untuk segera pergi. Kami tidak memiliki apa-apa lagi di sini. Mungkin dengan kami di sini hanya akan mendatangkan bahaya kepada penduduk Galmon karena sekte Enel akan menyerang siapa saja yang bersekutu dengan penghuni laut biru.
Kami baru saja menyelesaikan penyimpanan barang-barang dan Tetsuya bersama Ben sedang menaikkan jangkar. Niru dan Piru berdiri di pantai, melambai pada kami sebagai salam perpisahan.
"Sayang sekali kami tidak bisa tinggal."
Keluh Nojiko diam-diam sambil melambaikan tangan kembali ke Niru dan Piru.
"Semakin lama kita di sini, bahaya akan datang kepada mereka."
Tahu apa yang kumaksud, Nojiko hanya bisa menganggukan kepala dengan lemah. Anggota sekte Enel pasti sudah tahu kami menyerang salah satu tempat mereka dan membebaskan Niru dan Piru. Jika mereka melihat kita di sini, penduduk Galmon akan dalam bahaya.
"Benar .... Ngomong-ngomong, Will bisakah kita menyelamatkan orang-orang ini dan menghancurkan Sekte Enel ini ?"
Tanya Ben. Dia melihat ke arah kota Galmon dengan serius. Menggenggam katananya dengan erat.
"Menghancurkan sekelompok orang fanatik itu sulit, Ben. Kita harus membunuh mereka semua agar penduduk Galmon dan berbagai 'kota bebas' yang lain bisa tentram.
Jika kita membunuh mereka semua dan meninggalkan anak-anak mereka sendiri. Mereka kemudian akan tumbuh, mengetahui bahwa kita membunuh orang tua mereka. Sekte benar-benar sulit untuk dipecah. Terutama dari luar.
Sering kali membunuh mereka semua termasuk wanita dan anak-anak adalah satu-satunya solusi yang mungkin. Dan aku tidak tahu apakah kalian bersedia membunuh orang-orang yang tidak berdaya, termasuk anak-anak. Aku tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn : One Piece
AcciónJadwal update : Senin, Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu. William adalah pemuda yatim piatu, seorang penggemar anime dan manga kelas menengah. Saat sedang asik menonton episode terbaru One piece di komputernya, tiba-tiba muncul jendela pertanyaan di...