step 1

940 11 2
                                    

"Kreek" suara pintu di buka menampilkan Riskan dady irfan

"Congratulation soon" sapaaan hangat riskan
"Wooooo dady, are you okay, ouuu i miss you dady"
"Yes dady okayyy"
"Dad sorry"
"Ini siang fan bukan sore" sela riskan membuat irpan tertawa kecil
"Maaf mksudnya dad, dady eh masi aja kek anak remaja bawaanya"
" yeeee daripada lo umur muda eh sifat kek urang tua muda dikit ngapa pan"
"Yaelah dad pakai acara lo gue lagi ingat umur dad"
"Hha iya iya, tadi apa yang ingin kamu minta maafin sama dad"
"Tuh kan minta ngulangin, gak nerima fotokopi dad"
"Kamu ini sama aja irit banget diomongan"
"Hha, iya gini dad irfan minta maaf kan irfan sibuk terus kerja diluar negrinya karna ngurusin cabang baru kita di london dad, dan sekarang group yang di london sudah stabil dan irfan bisa deh pulangkampung"
"Hha pulang kampung ini kota pan pan bukan kampung,"
"Iyaiya dad serah dady lah"
"Oiya kalau gitu kapan kamu mau merried udah ada belum, bila ada kapan ketemuin dad sama calonmu"

Mendengar kata merried irpan jadi keingat sama gadis mungil Sma nya, gadis polos yang menjadi cinta pertama irpan sekaligus kekasih pertama irpan, mereka berpisah karna irpan pindah sekolah ke Jerman atas kehendak mamanya ***bagaimana apakah dia masih mencintaiku?apakah dia masih mengingatku?apakah dia masih menungguku? Apakah dia sudah merried, berapa anaknya, pasti anaknya sekarang sudah besar****beribu pertanyaan menguasai pikiran irpan tentang gadis itu sampai sampai Riskan yang sedang bicara panjang lebar saja tidak didengarkannya, irpanirpan

"Plakkkk"suara tepukan jari membangunkan irpan dari lamunan manisnya
" eh dady tadi bicara apa?"tanya irpan polos
"Serah kamu, kamu lagi mikirin apa sih pan, sampai bingung cerita ke dady"
"Dady emang irpan anak gadis apa yang suka cerita tentang pacar atau cinta pertamanya"
"Ooouh cinta pertama kamu, kamu lagi mikirin dia"
"Paan sih dad ya e-enggak lah, huh cinta pertama diingetin udah lupa dad" irpan tersenyum kikuk
"E-nggak enggak pala lo pan enggak, muka lo itu loh gak pantas bohong, muka kelewat polos gitu mau boongin dady" riskan dengan seringai menggoda anak sematawayangnya
"Appaan si dad, ngomonnya aja kek anak muda eh nyatanya udah kendurr"
"Apaan yg kendur" riskan memasang wajah bingung
"Muka dady udah kendur, makanya perawatan dong dad"
"Perawatan perawatan mahal tau gak, mendingan buat nyewa cabe"
"Ish awas ya dad, irpan bilangin ke moomy biar dijewer telinganya"
"Becanda pan becanda, iya beneran kan kamu lagi mikirin tuh ciwi pertama lo itu"
"Iya iya dad irpan ngaku deh, sejujurnya bila masih ada waktu irpan mau banget ketemu tuh gadis"
"Pan pan kamu ini, yaudah ikut dad yuk!"
"Kemna dad"
"Toilet"
"Astaga dad, dad ini bukan anak kecil lagi yang ketoilet aja minta anterin, lagipula jika ada setan gak papa ko, dia gak gigit ko dad"
"Setan setan pala lo setan"
"Dad, kemana sih"
"Banyak bacot lo pan"
"Yakali gue bacot dad dad lo yang bacot"
"Serah"

Setelah berdebat bacot yang gak ada guna nya atau lebih disebut unfaedah mereka pun sampai ketempat tujuan yaitu toilet wkwkw maksudnya ruangan Riskan

"Dad kok malah keruangan dady sih katanyanke toilet"
"Gak jadi toiletnya banyak setannya"
"Dad udah irpan bilang setan gak gigit dad"
"Au ah bacot lo ikut aja ngapa sih"
"Iya"
"Duduk, tunggu sebentar ada yang mau dady telphone"

my husband CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang