prolog

296 91 9
                                    

Happy enjoy!
















"Sial" umpat seorang siswi yang berdiri gelisah di luar gerbang sebuah SMA. Rambut ombre yang bercat pirang pada ujungnya sejajar dengan sikut tergerai bebas, menambah kesan notabene 'siswi tidak tertib'. Kemejanya lusuh, tidak ada sabuk, badge nama maupun kelas, kaos kaki yang hanya cukup untuk membalut kedua telapaknya saja, serta rok hitam 5cm diatas lutut. Jangan lupakan juga kutek berwarna hitam yang melekat di kesepuluh jemari lentiknya.

Really Bad Perfect.

Bodohnya, cewek tersebut tidak segera beranjak dari depan gerbang, melihat sang guru killer sudah berjalan memasuki area lapangan. Ada sekitar 12 siswa-siswi yang sedang berdiri kepanasan menunggu hukuman apa yang menanti mereka. Hampir dari mereka semua menundukkan kepala, kecuali satu siswa. Ia terlihat begitu cuek dan sudah terbiasa dengan situasi yang terjadi.

Pandangan cewek itu tidak teralihkan, melihat kedua orang di lapangan tersebut terus adu mulut. Mrs. Sherra terus mengamuk kepada siswa yang sepertinya bernotabene sama dengan dirinya. Siswa itu begitu berani menyanggah semua ucapan yang keluar dari mulut guru killer itu. Hingga pada akhirnya, Mrs. Sherra lebih memilih menutup mulut dan menyuruh seluruh siswa-siswi tersebut berdiri dengan sikap hormat kepada bendera hingga jam pertama usai.

"Daripada cuma ngliatin, kaya nya lo pengen ikutan. Masuk aja sana" Ucap seseorang tepat dibelakangnya. Ia menengok ke sumber suara. Cowok itu menatapnya balik.

"Baru juga?" Tebak cewek tersebut memandangi cowok itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Cowok dihadapannya mengerutkan dahi.

"Berarti lo belum pernah liat gue." Ia merasa tidak nyaman dengan tatapan menyelidik dari cewek yang ada di depannya. Cewek itu tidak merespon dan kembali berkutat pada pandangan awal.

Menatap segelintir siswa yang sedang menjalani hukuman.

Cowok tersebut mendengus dan menatap datar cewek di depannya.

"Yaudah gue mau santai dulu. Cuma mau ngasih petingatan aja. Bu Sherra punya banyak mata-mata disini" Lalu cowok itu melangkah menjauhi cewek yang menatapnya horor.

'What the hell'

"Lo sendiri mau kemana?"

"Cari angin" balas siswa tersebut berteriak dan melambaikan tangan tanda 'selamat tinggal'.

"Eh gue ikut!" Teriak siswi itu pada akhirnya sembari berlarian kecil menyusul cowok yang sebenarnya tidak terlalu ia sukai.

"Come on"

Ia hanya menurut dan terus berjalan mengekor di belakang siswa yang belum ia kenal tersebut. Keduanya berjalan menjauhi area gerbang sekolah secara beriringan. Hening. Tidak ada pembicaraan seperti perkenalan atau semacamnya. Mereka seperti sedang mengarah ke-

























"Lah, kok kesini?"

Belakang sekolah.

Dan siswa itu menghentikan langkahnya.

"Lo mau ngapain?"

"Apaan? Lo pasti mikir yang nggak nggak kan"

E L X ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang