first for the first time

229 79 11
                                    

🔞

Jika kamu telah memutuskan, ingatlah bahwa ribuan resiko menantimu. Maka kamu pun harus bijak dalam memilih. Apakah pada seonggok duri mawar, atau ranting dandelion yang rapuh.
-Alexandra. L

Happy reading!

_________》《_________

Lexa membuka matanya perlahan ketika sinar sang mentari menyelinap masuk diantara celah-celah tirai jendela kaca kamarnya. Ia menguap lebar lalu menengok ke belakang, pukul berapa sekarang. Dan benar saja. Kelas sudah dimulai 15 menit yang lalu. Gadis itu menatap 2 botol soju kosong yang terletak di atas nakas nya.

"Kalian yang bikin gue kaya gini." Lalu ia kembali merebahkan tubuhnya ke atas empuknya pulau kapuk tersebut. Tak lama kemudian, ia menyambar kimononya dan masuk ke kamar mandi.

***

"Bohong."

"Serah."

"Mana mungkin seorang Alexandra Lacaille belum pernah pacaran?"

"Kalo pacaran sih pernah. Tapi gada yang bener"

"Gila lo emang ngga berubah"

"Tapi lo suka kan?" Pertanyaan Lexa membuat Gerald mengalihkan atensi kearahnya.

"Iya sih. Tapi lo bisa kurangin bar-bar lo gak" ia membelokkan topik.

"Idih. Masih batas wajar kali" sergah Lexa.

"Ini salah satu alasan gue gak mau nikah sama lo"

Lexa yang masih sibuk mengunyah kentang goreng itu hanya melirik Gerald dengan tatapan-

"Gue gamau anak kita kaya singa"

Praang

"Siapa juga yang sudi dinikahin sama buntelan lontong sayur"

"Sejak kapan lontong sayur bisa dibuntel? Gak lulus TK lo?"

Lexa berdecak dengan wajah datarnya-walaupun sebenarnya ia ingin tertawa.

"Gimana semalem?" Gerald membuka topik baru. Lexa sedikit ragu ingin menjawab. Pasalnya, tadi pagi ia tidak masuk sekolah, padahal semalam ia bersama kedua temannya tengah bersenang-senang di kelab hingga teler.

Hanya minum, tidak lebih.

"Tenang, gue gak pake mata-mata kok. Kebetulan gue juga ada di sana tapi gak lama trus gue cabut." Sambung Gerald, melihat ekspresi Lexa yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Lexa hanya ber-oh ria.

"Habis ini mau kemana lagi?"

"Nonton dulu aja deh,

-habis itu mampir natrep,

-trus pulangnya jangan lupa beli martabak deket rumah buat cemilan ntar malem" jawab gadis itu begitu antusias.

"Siap deh" balas Gerald pasrah.

***

Saking asyiknya menghabiskan hari berdua, mereka sampai tak sadar jika sejak berada di caffe mereka sudah diikuti oleh seseorang. Namun entah mengapa ia hanya sekedar memandang kedua insan tersebut, tanpa bertindak apapun. Dan saat ini ia sedang berada tepat di starbucks yang berada di seberang caffe tersebut.

E L X ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang