Chapter 7 {}{} Kekuatan

782 35 10
                                    

“CEPAT LARI WOI!!”

Ditengah hutan tersebut, terlihat dua orang laki-laki yang sedang berlari begitu cepat. Banyak burung langsung berterbangan mendengar teriakan kedua orang itu.

Banyak daun berserakan dilompati oleh mereka berdua agar tidak terpeleset. Tidak jauh di belakang, terdapat suara auman besar. Ya sepertinya dua orang laki-laki itu sedang dikejar dengan makhluk buas.

Seketika mereka sampai di sebuah desa kecil. Mereka pun langsung melewati pagar yang membatasi desa tersebut dengan hutan. Ketika dilihat lagi kebelakang, hewan buas itu sudah pergi.

“hah..hah… Apa-apaan kau ini!? Hampir saja kita mati!” Teriak Gempa yang sekarang masih mengatur nafasnya. Di depannya terlihat orang berkacamata kuning yang sedang duduk di tanah yang berumputan hijau.

Seperti yang dilakukan oleh Gempa, ia juga sedang mengatur nafasnya. “ah…hah… sorry sorry… hah… mana kutahu ada hewan di situ!” jawab Solar

Tiba-tiba mereka mendengar sesuatu di sebelah mereka. Mereka langsung menghadap ke arah semak yang ada di sebelah mereka.

Wajah mereka langsung berubah menjadi ekspresi kaget. Gempa pun langsung bersembunyi di belakang Solar. “Ah.. kali ini kau yang di depan!” jerit Gempa.

“HAH?” otak Solar langsung menjadi blank karena kaget membuatnya menjadi diam di tempat. Mereka masih belum bisa kabur lagi karena energi mereka sudah terkuras karena dikejar hewan buas tadi.

Dari semak-semak tersebut terlihat 2 bola mata yang sedang melihat kearah mereka. Dalam sekejap keluarlah seekor makhluk-

“WEH! ANJING!” jerit Solar

“JANGAN NGEGAS DONG!!” teriak Gempa sambil menampar Solar karena telah bilang kata ‘kasar’

Sambil mengusap pipinya yang sudah ditampar Gempa tadi, ia menunjuk ke makhluk yang muncul dari semak-semak tadi. Ya seperti yang ‘dibilang’ Solar tadi, memang ada seekor anjing kecil di depan mereka. Gempa pun terdiam melihat anjing itu.

“Ah! Tu liat tu! Ada anjing, tadi aku gak bilang kata kasar!-“

“Ah iya iya, sorry” kata Gempa sambil mengangkat anjing itu. Mata emas Gempa kini bertatapan dengan mata anjing itu. Sambil memiringkan kepala, anjing itu pun menggonggong dengan imut.

“Lucunya..” ucap Gempa

Solar yang menatap mereka pun langsung memasang muka datarnya. Merasa ia sudah menjadi ‘nyamuk’ di antara mereka berdua.

Suasana hening itu hilang dalam sekejap. Terdengar suara jeritan dari jauh membuat mereka berdua mematung.

Terlihat seorang anak perempuan sedang berlari ke arah mereka. Anjing yang dipegang Gempa itu pun menggonggong lagi.

“HEI KALIAN! BERANI-BERANINYA INGIN MENGAMBIL ‘LEO’KU!” teriak seorang anak perempuan sambil berlari ke arah Gempa dan Solar. Ia langsung mengambil anjing itu dengan kasarnya.

“kasar sekali anak ini..” ucap Solar dengan suara kecil sehingga ia tidak didengar anak perempuan itu. Merasa telah melakukan kesalahan, Gempa langsung berkeringat dingin melihat anak perempuan itu.

“Siapa kalian?! Penyusup ya?!! Kubilang orangtuaku nanti!” Teriak anak perempuan itu.

Mata Solar dan Gempa langsung melebar kaget. Gempa menggeleng-geleng kepalanya sambil melambai-lambai tanganya, “g-gak! Kita bukan penyusup kok!” jawab Gempa dengan gugup.

“Ada apa ini?”

Mereka bertiga pun menghadap pada arah datangnya suara itu. Terlihat lelaki yang cukup tinggi memakai pakaian sederhana. Lelaki itu juga kelihatannya labih tua beberapa umur dari mereka. Mukanya yang sedikit melotot itu membuat Solar dan Gempa langsung berkeringat dingin.

The Elements [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang