"Solar?"
Solar masih melihat Dark dengan wajah kaget sedangkan Gempa dan Jay melihat mereka berdua dengan wajah bingung.
"Apa kalian sudah saling kenal?" omongan Gempa itu langsung menghilangkan keheningan di ruangan itu. Solar pun mengangguk kepalanya.
"Dia itu teman lamaku. Dia biasanya panggil aku cahaya" Mendengar jawaban Solar, Gempa mengangguk kepalanya.
Di saat itu juga, Dark masih mematung kaget tidak percaya. Tidak lama ia pun pergi dari ruangan itu.
"Ada apa dengan dia?" Tanya Gempa. "Ah... palingan dia mau beristirahat dulu. Aku balik ke kamarku ya, kalian lihat-lihat saja duu rumah ini tapi jangan ke lantai bawah ya" Jay tersenyum lalu pergi.
Kini mereka hanya bisa mendangar suara burung berkicau dari ruangan tersebut. Seketika Solar pun berdiri, "Gempa, aku pergi lihat-lihat rumah ini ya"
"Baiklah, aku juga ingin keluar sebentar" Gempa pun berdiri. "Nanti bilang ke Jay ya kalau ia bertanya". Solar mengangguk dan mereka pun pergi dari ruangan tersebut.
~~~
"H-HEY! TOLONG AKUUU!!"
Kini Ice, Thorn, Blaze dan Hali sedang menghadap ke atas dengan wajah kaget..
"Taufan! Cobalah turun kebawah!" teriak Blaze.
"MANA BISA!" Kini Taufan sedang memegang satu ranting pohon.
Hali menepuk jidat dan menghela nafas, "Seharusnya kalian berdua tadi beritahu kekuatan-kekuatan dari jam-jam itu".
Ice pun menghadap ke arah Hali dengan muka datar, "kakek itu tidak memberitahu kami tentang jam-jam itu, ia langsung saja pergi"
Hali menggerutu sedangkan Thorn sedang berusaha menangkap Taufan yang 'melayang' dengan akarnya.
"aku jadi penasaran kekuatanku apa..." kata Blaze. Ice pun menghadap ke arah Blaze, "sebaiknya kau tidak mencobanya disini"
Blaze mnghadap Ice dengan bingung, "ha? Kenapa?"
"karena sepertinya kekuatanmu itu api sebab gambar yang ada di jam tanganmu itu api dan sekarang kita lagi di hutan" jawab Ice.
"ah begitu ya..." jawab Blaze yang juga baru menyadarinya.
Setelah beberapa saat kemudian, Thorn pun terjatuh duduk di tanah sebab kecapean. "Hadeh... capek..." ucap Thorn. Ya sepertinya Taufan masih melayang di atas-
"Taufan! Ayo coba turun!" teriak Blaze. Hali yang berdiri di samping Ice itu berkata, "Coba dorongkan badan mu lalu lepaskan tangan mu dari ranting itu"
Mendengar perkataan Hali, Taufan pun langsung mencoba. "hah? Seperti ini?—ARGH!"
"Oof- sakit tuh" kata Ice yang sedang duduk.
Ya Taufan pun akhirnya dapat turun dengan cara yang kurang normal--. Saat ia mencoba cara Hali tadi, ia langsung 'terbang' dengan cepat ke arah tanah.
Tiba-tiba mereka mendengar suara auman. Satu? Bukan, tetapi dua. Mereka melihat ke belakang mereka. Terdapat dua hewan buas sedang berjalan pelan-pelan ke arah mereka.
"B-bagaimana ini-"
"Seharusnya aku masih melayang sekara—AH!"
Rambut mereka semua terhempas suatu angina. Melihat ke kanan dan kiri, ternyata Hali sudah tidak ada—
"ARGH!!" teriak Hali setelah menabrak satu pohon. Mereka semua benar-benar harus melatih kekuatan mereka—
Hewan buas itu menghadap pada sesamanya. Setelah itu melihat ke arah Thorn, Blaz—yang menghilang—
"WARRGH!! TOLOONGG!!"
Tiba-tiba terdapat udara dingin dengan bayangan biru-merah melewat Taufan dan Thorn itu.
"LEBIH CEPAT ICEEE!!" teriak Blaze sambil memeluk leher Ice lebih ketat supaya tidak terjatuh. Ya kini Ice sedang berseluncur es sambil mengendong Blaze.
"HEI CURANG!!" teriak Taufan. Kepalanya menghadap ke belakang dan melihat hewan buas itu sedang mengejarnya. Taufan dan Thorn pun berteriak dan lari lebih cepat.
Setelah dilewati kembar itu, Hali langsung menghadap ke arah Taufan dan Thorn. Walaupun pandangannya masih belum pulih, ia dapat mengetahui bahwa mereka sedang dikejar.
Saat Taufan dan Thorn sudah sejajar tempatnya dengan Hali, Hali langsung menarik tangan/baju mereka dan memulai 'larian kilat'nya lalu ke arah yang berbeda dengan kembar tadi.
Karena es yang dibuat Ice itu, hewan buas itu terpeleset dan menghentikan pengejaran mereka.
~~~
Tap..tap..tap..
Celana putih dengan kaos kaki putih, berjalan mengarah ke basement. Ia melihat sekitar basement itu lalu melihat sebuah kayu di lantai dengan simbol yang agak familiar denganya.
Solar berjongkok dan menunjuk jarinya ke kayu itu. Menggerakkan jari itu pada setiap symbol.
Tiba-tiba, kayu itu bergeser dan memperlihatkan sebuah tangga mengarah ke bawah tanah.
Walaupun sudah diperingatkan oleh Jay, Solar malah tidak segan-segan untuk berjalan ke tangga itu.
Supaya Gempa tidak tau tentang tangga itu, Solar kembali meletakkan kayunya di tempat semula. Kakinya pun mulai melangkah mengikuti arah tangga itu.
Sesampainya di akhir tangga itu, tiba-tiba sebuah pisau hitam terbang menuju Solar. Solar terkaget dan pisau itu berhenti di lehernya.
Kini Solar sedang berdiri diam sambil mengarahkan kepalanya ke atas agar tidak terkena oleh pisau tersebut.
Tidak lama kemudian pisau itu pun jatuh. Solar pun menelan ludah.
Sebuah mata ungu menjadi pusat perhatian Solar. Semakin ia mendekat ke arah Solar, semakin terlihat wujudnya.
Wujud itu mulai terlihat, besar. Solar yang melihatnya pun harus menghadapkan kepalanya ke atas.
Mata Solar melebar kaget. Ia mulai melangkah kebelakang.
Kakinya itu tiba-tiba tersandung dan terjatuh, wujud itu semakin mendekat dan menampakan giginya yang besar dan tajam.
Solar berkeringat dingin dan..
Shiiing!
~~~
Kembali ke hutan tadi. Terdapat seorang laki-laki yang sudah beranjak dewasa sedang berdiri tegak di tempat dimana terdapat es yang dibuat Ice tadi.
Ia membungkuk lalu berjongkok. Tangannya menyentuh es yang masih dingin itu.
Ia berdiri lalu melihat ke arah jalannya es itu. Lelaki itu pun menyeringai.
"Ketemu"
Bersambung...
Halah ku makin nge-cringe sama ceritanya :'v
Sesiapapun tolong ajarkan saya cara membuat cerita yang bagus---
Tolong beri saya kerajinan juga untuk membuat cerita ini---
Lalala lilili habis ini bakal lama update lagi :'vvvv
Iyalah kan hiatus-
Ide pun dah pergi--
Words : 889
KAMU SEDANG MEMBACA
The Elements [Hiatus]
Fanfic[SLOW UPDATE] Cerita ini menggunakan bahasa Indonesia ☺ Warning: typo dan kata-kata yang tidak nyambung :v Start: 27 Oktober 2018 End: ???