Bukan salahnya jika dia membenci keramaian, bukan salahnya jika dia membenci tempat umum dan bukan salahnya jika dia ditatap aneh oleh orang asing.
...
Pria kecil tersebut sangat senang diajak liburan oleh eomma nya, karena dia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama-sama. Dilihat dari raut wajahnya sangat sumringah dan bersinar, bayangkan betapa bahagianya dia bisa bergandeng tangan dengan sang eomma.
"Bagaimana dengan permen kapasnya? Enak bukan?" Mengusap ujung bibir putranya yang belepotan, sungguh anak semata wayangnya sangat menggemaskan.
Mengangguk mantap, dan menunjukkan senyum kotak khas miliknya, manis seperti milik appa-nya.
"Ehem, terimakasih eomma"
"Sama-sama, mari lanjut berkeliling. Apa kamu ingin beli mainan?"
"Wah, mainan? Apakah boleh?"
"Tentu saja boleh"
Mereka berdua pun melanjutkan untuk berjalan-jalan mengelilingi mall tersebut, kebetulan hari ini adalah weekend jadi banyak sekali para pengunjung mall, sangat ramai. Karena asik menikmati permen kapas miliknya, sang pria kecil tersebut tanpa sadar sudah lepas genggaman nya dari sang eomma.
Panik, diapun bingung harus melakukan apa, dia merasa takut akan orang-orang disekitar yang melewati nya. Keringat pun mulai bercucuran membasahi tubuhnya, ia sangat takut bahkan ia takut akan teriakan orang-orang yang sedang merasa bahagia. Perutnya mulai merasa kacau, ia merasakan ingin muntah, dengan pasrah ia duduk berjongkok menenggelamkan wajahnya di lututnya. Tak lama kemudian, ada yang menarik tubuhnya lalu segera mendekapnya kedalam pelukan.
"Ah, mianhae taehyung. Apa kamu baik-baik saja?" Tanya sang eomma penuh khawatir, dilihatnya putranya kini sudah mulai pucat, tak tega ia melihat sang putra sangat ketakutan.
"Eomma, aku takut. Mereka berteriak seperti ada sesuatu, eomma aku takut mereka. Bawa aku pulang eomma"
...
Kejadian tersebut memang telah berlalu, tapi ketakutan yang ia alami tak pernah hilang sampai ia beranjak dewasa. Pria tersebut sampai-sampai harus berkonsultasi dengan psikiater, untuk membantu nya lari dalam ketakutan yang ia derita, semenjak kejadian tersebut, ia sangat enggan untuk berteman bertatap muka saja tak ingin. Ia sangat anti sosial sekarang, tapi itu bukan keingingan nya, menjadi seperti ini.
Pria itu kini merenung, memikirkan sesuatu didalam otaknya, dia harus segera menulis novel yang sedang ia garap, dia mendapat tawaran dari sebuah perusahaan penerbit. Dia hanya diberi waktu 1 bulan untuk menyelesaikan novelnya, apakah mereka sudah gila? Bagaimana bisa ia mendapatkan ide dengan cepat, lalu menyelesaikannya hanya dalam 1 bulan. Sebenarnya ia ingin menolak penawaran tersebut, namun ia tak ingin kepopulerannya menurun, lagi pula ia sudah lama tidak menulis sebuah cerita.
Ia memutuskan untuk hiatus dalam dunia sastra lantaran ia takut, jika nanti ia akan dipertemukan oleh penggemarnya saat diadakannya sebuah penandatanganan buku. Ia akan merasa gelisah jika mendengar teriakan orang-orang, seketika tubuhnya akan kaku, keringat akan bercucuran, mual yang tiba-tiba datang, jantung berdetak lebih cepat dan pada akhirnya ia akan pingsan begitu saja. Makanya setiap diadakan meet and great, ia akan menyewa seseorang untuk menggantikannya dan menipulasi identitasnya dengan mengganti namanya menjadi author Vante. Pria itu mengalami gangguan Agorophobia, di mana penderitanya merasa ketakutan yang berlebih dan menghindari tempat atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan membuatnya malu, terjebak, atau tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Mate :' Kth & Iny
FanfictionPenulis yang aneh, mungkin julukan itu yang harus ia terima. Seharusnya penulis bisa berinteraksi dengan para penggemarnya, namun ia sangat berbeda dari penulis lainnya. Sampai pada akhirnya ada satu penggemar yang membuat hatinya menjadi merasa bin...