04

452 66 7
                                    

Mari arungi samudra kehidupan ini bersama, aku akan menjadi pemimpin mu, nahkoda mu. Aku akan membawa mu ke tempat tujuan kita, pulau kebahagiaan.

"Kau dengar apa yang ku baca tadi, kan?"

"Tidak"
"Aw, sakit nay"

Wanita berdarah jepang itu meringis kesakitan, akibat sahabatnya memukul lengannya keras.

"Aku sudah membacakan bagian yang ku sukai, tapi kamu tidak memperdulikan ku sama sekali"

"Maaf, ada pesan dari--"

"Mark, aku tahu itu" lanjut nayeon memotong pembicaraan sana, sedangkan sana hanya menggaruk tengkuknya canggung.

"Ya sudah, aku harus pergi. Nenek sedang sendirian di kedai"

"Baiklah, hati-hati nayeon"

...
...
...

Pria itu melepaskan kacamatanya, lalu ikut duduk didepan taehyung yang sedang menatapnya serius, bambam. Kini ia terkekeh melihat taehyung yang cukup dingin.

"Bisakah kau tidak menatapku seperti itu? Ah, jika aku perempuan aku pasti sudah lemah" ejek bambam yang menyilangkan kedua tangannya, taehyung yang mendengar hal tersebut hanya mendengus kesal.

"Tanggal berapa aku--"

"Tanggal 28 april, aku akan segera menerbitkannya. Lebih cepat lebih baik bukan?" Putus bambam sepihak, ia menyeringai puas.

"Tidak sopan" batin taehyung yang mencoba meredakan emosinya, ia pun mengangguk sembari menunjukkan senyum terpaksa nya.

"Baiklah, aku setuju. Ini sudah jam makan siang, aku harus pergi"

"Ya, terimakasih sudah mempercayakan ku untuk mengurus tulisan mu!!!" Teriak bambam dari kejauhan, namun sama sekali tak digubris oleh taehyung.

...
...

"Kenapa kedai nenek masih tutup? Bukankah ini waktunya jam makan siang?"

Melangkahkan kakinya masuk, ia melihat belum ada persiapan untuk dibukanya kedai tersebut, nayeon pun memasuki ruangan pribadi sang nenek.

"Nenek? Kenapa belum membuka kedai nya? Bagaimana kalau ada pelanggan nanti yang makan siang disini?" Berjalan mendekat kearah sang nenek yang duduk di kursi goyang nya.

"Ah, nayeon? Nenek tidak bisa membuka kedai nya, tulang nenek terasa sangat linu" keluh nenek sembari memegangi kaki dan tangannya, melihat hal tersebut, nayeon merasa iba. Ia pun reflek memijat kaki dan tangan sang nenek.

Nenek jiwoo sudah tua, namun tak memiliki siapa-siapa. Untung nayeon ada, yang rela merawat sang nenek, sebenarnya nenek jiwoo memilik keluarga. Namun tragedi terjadi, sehingga memisahkan mereka semua.

"Em, nenek" panggil nayeon pelan.

"Iya?"

"Nenek istirahat saja, biar nayeon yang mengurus kedai nya"

"Nanti kamu capek bagaimana?"

"Jangan khawatirkan aku nek, sudah nenek istirahat saja"

Soul Mate :' Kth & InyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang